Empat Negara Diterjang Banjir, Ini Fakta-Fakta Korban Mengejutkan
Di tengah masa-masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir, bencana alam menerjang sejumlah negara. Setidaknya, empat negara kini mengalami dampak iklim ekstrem sehingga terjadi banjir bandang akibat badai serta hujan lebat.
empat negara tersebut adalah China, Jerman dan sejumlah kawasan di Eropa Barat, India dan Filipina. Sejumlah korban pun tak bisa dihindari meninggal dunia. Hingga Minggu 25 Juli 2021 bencana alam ini, masih ditangani pihak berwenang negara masing-masing.
Berikut Empat Negara yang Diterjang Badai dan Hujan Lebat.
1. Banjir Bandang di China
Banjir bandang menerjang Provinsi Henan, Tiongkok, Selasa 20 Juli 2021 lalu. Provinsi berpenduduk 1,2 juta jiwa itu telah mengevakuasi lebih dari 200.000 orang ke tempat lebih aman. Di Ibu Kota Zhengzhou diketahui pula terdapat Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili sebagai pelajar.
Sebelum pandemi COVID-19 terjadi, Provinsi Henan merupakan salah satu provinsi di Tiongkok dengan jumlah pelajar Indonesia mencapai 15 ribu orang yang menempuh studi di sana. Hingga Kamis 22 Juli 2021 jumlah korban meninggal akibat banjir bandang di Provinsi Henan bertambah menjadi 33 orang.
Sebelumnya, hujan dengan intensitas lebat telah terjadi sejak Sabtu 17 Juli 2021 sehingga menyebabkan Sungai Kuning dan waduk meluap.
2. Ribuan Warga Filipina Dievakuasi
Pihak berwenang Filipina memindahkan ribuan penduduk di ibu kota, Manila, keluar dari komunitas dataran rendah pada hari Sabtu 24 Juli 2021 ketika hujan lebat, ditambah dengan badai tropis, membanjiri kota dan provinsi-provinsi terdekat.
Badan bencana nasional mengatakan sekitar 15.000 orang, kebanyakan dari daerah pinggiran Manila yang rawan banjir, telah pindah ke pusat-pusat evakuasi.
"Kami memutuskan untuk mengungsi lebih awal," kata Luzviminda Tayson, 61 tahun, seperti dikutip dari Reuters, Minggu 25 Juli 2021.
"Kami tidak ingin air naik dan terperangkap," kata Tayson, salah satu dari sekitar 2.900 pengungsi yang diingatkan untuk melakukan physical distancing saat mereka berlindung di sebuah sekolah dasar di kota Marikina.
Cuaca buruk telah melanda hampir seluruh penjuru dunia dalam beberapa pekan terakhir, membawa banjir ke Cina, India dan Eropa Barat dan gelombang panas ke Amerika Utara, meningkatkan kekhawatiran tentang dampak perubahan iklim.
Filipina, negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki lebih dari 7.600 pulau, dilanda sekitar 20 badai tropis per tahun, tetapi Samudra Pasifik yang lebih hangat akan membuat badai lebih kuat dan membawa hujan yang lebih deras, kata para ahli meteorologi.
Di beberapa bagian wilayah ibu kota Filipina, wilayah perkotaan yang berpenduduk lebih dari 13 juta orang, air banjir naik setinggi pinggang orang dewasa di beberapa tempat dan memutus jalan bagi kendaraan kecil.
Kementerian Pekerjaan Umum sibuk pada Sabtu membersihkan puing-puing dan tanah longsor dari jalan-jalan di provinsi-provinsi tersebut, kata juru bicara kepresidenan Harry Roque dalam sebuah pernyataan.
"Beberapa rumah terendam hingga atap," kata Humerlito Dolor, Gubernur Provinsi Oriental Mindoro di selatan ibu kota, kepada stasiun radio DZMM.
3. Banjir Bandang Jerman dan Eropa Barat
Jerman memperkirakan 158 orang masih hilang akibat banjir bandang melanda Eropa barat. Korban meninggal akibat banjir terus bertambah menjadi 205 jiwa di seluruh Eropa, sementara total yang terhitung setidaknya ada 176 orang. Sebanyak 32 kematian dan 18 orang hilang ada di Belgia.
Jerman adalah negara paling terpukul karena seluruh kota terendam air, jalur kereta api dan jalan tersapu oleh banjir bandang, dan merenggut sedikitnya 173 nyawa.
Seperti dilansir CNN, Minggu 25 Juli 2021, organisasi bantuan bencana federal Jerman mengatakan sangat kecil kemungkinannya bahwa korban selamat akan ditemukan.
Tim penyelamat terus menyisir kota-kota yang dilanda banjir untuk mencari kemungkinan korban selamat.
Wakil presiden badan federal Jerman untuk bantuan teknis, Sabine Lackner, mengatakan kepada CNN, bahwa kecil kemungkinan petugas darurat dapat menemukan lagi korban selamat.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan sedikitnya 47 orang tewas di negara bagian Rhine-Westphalia Utara. Juru bicara kepolisian di Cologne Max Wilmes, menyebut setidaknya tiga orang di distrik Euskirchen masih belum ditemukan.
Pihak berwenang di Upper Bavaria mengatakan setidaknya satu orang meninggal setelah hujan deras selama akhir pekan.
Kanselir Jerman Angela Merkel saat kunjungan ke negara bagian hari Minggu lalu, mengatakan kehancuran itu nyata. Sementara itu di Belanda tidak ada korban jiwa.
4. India Diterjang Badai dan Longsor
Hujan lebat mengakibatkan banjir dan longsor di India. Sebanyak 125 orang tewas dalam bencana yang terjadi pada saat masalah pandemi Covid-19 belum berakhir di negeri berpenduduk terbanyak di dunia itu.
Kini, tim penyelamat di India berjuang melewati lumpur tebal dan puing-puing pada hari Sabtu 24 Juli 2021 untuk mencapai puluhan rumah yang terendam.
"Negara bagian Maharashtra dilanda hujan terberat pada Juli dalam empat dekade," kata para ahli. "Hujan yang berlangsung beberapa hari telah sangat memengaruhi kehidupan ratusan ribu orang, sementara sungai-sungai besar terancam meluap."
Seorang pejabat sipil senior di distrik Raigad, Nidhi Choudhari mengatakan, jumlah korban tewas akibat longsor sebanyak 36 orang. Sementara tiga lainnya tewas akibat sebuah bangunan di lingkungan pinggiran timur Mumbai, Govandi, runtuh Jumat 23 Juli 2021 pagi.
"Kami telah menemukan mayat-mayat itu. Sejumlah orang juga hilang," katanya dilansir Anadolu.
Maharashtra dan negara bagian India lainnya saat ini mengalami hujan muson yang menyebabkan banjir di banyak daerah.
"Meskipun kondisi cuaca buruk dan genangan luas di daerah yang terkena dampak, total tujuh tim penyelamat angkatan laut berangkat melalui jalan darat untuk ditempatkan ke distrik Ratnagiri dan Raigarh (Raigad)," kata seorang juru bicara angkatan laut.
Pekan lalu, sedikitnya 29 orang tewas akibat tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat di Mumbai.
Advertisement