Empat Negara Dipercaya Berperan Juru Damai Afghanistan
Bersama tamu dua pemimpin Taliban, mantan Menlu Taliban 1999-2001 Mr Ahmad Mutawakkil dan Mantan Dubes Taliban di Pakistan Mr Abdul Salam Zaeff pada 2018. Kedua tamu tersebut mempercayai Indonesia sebagai juru damai karena merupakan negara Muslim terbesar dan reputasinya sebagai pemimpin dunia ketiga dan tidak mempunyai kepentingan khusus di Afganistan.
Kepercayaan itu bukan sekadar basa basi karena pernah dibuktikan dalam suatu perundingan pelepasan 17 warga Korea Selatan (ahli geologi) yang ditangkap Taliban di wilayah yang dikuasainya pada pertengahan tahun 2007, Taliban mensyaratkan, tahanan akan dilepaskan di perbatasan Afghanistan - Pakistan dengan “jaminan Indonesia” dalam bentuk kehadiran pejabat Indonesia cq Perwira BIN. Kepala Intelijen Korea Selatan meminta khusus agar BIN mengirimkan perwiranya dan hal itu disetujui.
Empat Negara Termasuk Indonesia
Kini secara terbuka para pemimpin Taliban mengharapkan 4 negara Muslim berperan sebagai pendamai yaitu Indonesia, Saudi Arabia, Iran dan Turki. Indonesia dianggap tidak mempunyai kepentingan khusus di Afghanistan dan sesama Sunni (akidah sesuai pandangan Asy’ariah dan Maturidiyah, mengikuti salah satu mazhab fiqh - Indonesia Syafi’yah - Afghanistan Hanafiah ). Saudi berbeda akidah dan fiqh dengan Afganistan, tetapi dalam penerapan syariat Islam mirip dengan Arab Saudi (formalistik).
Di samping itu Arab Saudi diharapkan bisa memberikan bantuan finansial. Taliban juga mengharapkan keterlibatan Iran karena sekitar 12 persen penduduk Afghanistan pengikut Syiah (Suku Azara), sedangkan Turki (anggota NATO) dianggap mempunyai kedekatan dengan pemerintah Afghanistan sekarang (eks-Mujahidin) dan penduduk suku suku di Afghanistan yang erat hubungan budaya dengan bangsa Turki.
Kehadiran NU di Afghanistan
Dalam hai ini Taliban juga menerima kehadiran NU Afganistan yang salah satu pemimpinnya adalah eks-Menteri agama Taliban yaitu Maulana Qolamuddin. Hubungan NU Afganistan yg dipimpin Dr Fazlani Kakar dengan Taliban khususnya Faksi Akhunjada cukup baik. Di samping itu NU Afganistan juga diterima baik oleh Pemerintah Afghanistan. Dapat ditambahkan bahwa Taliban merebut kekuasaan dari pemerintah (eks-Mujahin) pada 1996 ketika terjadi kekacauan sosial akibat salah urus dan Taliban dibawah kendali Mullah Umar berhasil menciptakan stabilitas keamanan. Kekuasaan Taliban runtuh pada 2001 karena diserbu AS dan NATO.
DR KH As'ad Said Ali
Pengamat Sosial-Politik, Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015, Wakil Kepala BIN 2001. Tinggal di Jakarta.
Catatan Terakhir tentang Taliban
Menjelang ditariknya tentang Amerika Serikat dari Afghanistan, terjadi gejolak yang kian memanas di Afghanistan. Taliban terus menyerang pemerintah Afghanistan, dan berhasil merebut enam ibu kota povinsi di Afghanistan. Juru bicara Taliban, Senin 9 Agustus 2021, mengatakan, terakhir mereka telah menguasai Aybak, ibu kota provinsi utara Samangan. Wakil gubernur provinsi Samangan mengkonfirmasi pengambilalihan tersebut kepada kantor berita AFP.
Kelompok bersenjata Taliban kini berhasil menguasai kompleks gubernur provinsi, direktorat intelijen, markas besar polisi dan semua gedung resmi lainnya di kota itu.
Aybak adalah ibu kota provinsi utara kelima yang jatuh ke tangan Taliban dalam waktu kurang dari seminggu, dan keenam secara keseluruhan di negara itu.
Jatuhnya Samangan akan menambah tekanan pada pasukan keamanan Afghanistan yang sudah babak belur karena pasukan komando dan cadangan telah dikirim ke lima provinsi lain yang ibukotanya telah jatuh, masing-masing Provinsi Kunduz, Takhar, Jowzjan, Sar-e-Pol, Nimruz, juga seperti provinsi Herat, Kandahar dan Helmand.
Taliban bergerak di Mazar-i-Sharif, kota terbesar di Afghanistan utara. Minggu malam dan sepanjang hari pada hari Senin, laporan datang dari distrik utara provinsi Balkh, Badakhshan dan Panjshir, dengan Taliban berharap untuk mendekati ibu kota mereka. (Redaksi)
Advertisement