Empat Misi Kebangsaan Muhammadiyah, Ini Pesan Busyro Muqoddas
Kehadiran Muhammadiyah, ormas Islam moderat terbesar setelah Nahdlatul Ulama, memperkuat posisi Indonesia dalam pergaulan dunia. Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas menyampaikan empat misi kebangsaan Muhammadiyah.
Pertama, Muhammadiyah perlu memiliki konsep konkret tentang dakwah di sektor politik, demokrasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Kedua, Diperlukan perluasan cakupan kurikulum tentang tafsir kontemporer dalam jiwa Islam yang sesuai dengan peta problem kebangsaan.
Ketiga, Peranan riset tentang peta problem kebangsaan disertai dengan analisis multidisiplin ilmu untuk objek kajian tafsir PUTM guna memperkuat tradisi paradigma berfikir deduktif-induktif-timbal balik (teks-konteks-kontekstual).
Keempat, Wawasan tentang epistemologi burhani-bayani-irfani agar tidak elitis-abstrak, perlu untuk diterjemahkan menjadi konsep gerakan amal-ilmiyah-ihsaniyah di semua sektor kehidupan kebangsaan.
Busyro Muqaddas mengungkapkan hal itu pada kegiatan Baitul Arqam Thalabah angkatan XIX Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) diselenggarakan belum lama ini.
Kegiatan tersebut diikuti 55 orang kader putra dan putri PUTM. Wakil Mudir PUTM Muhadjir Mahmudi mengatakan bahwa PUTM berupaya membekali para thalabah dengan kebiasan-kebiasan muslim sejati. Tentunya, hal tersebut dilakukan untuk dapat menghasilkan kader yang berkualitas.
Para Thalabah
Sementara itu, Mas’udi, Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah yang juga menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut menyampaikan para thalabah adalah kader-kader ideologis Muhammadiyah.
“Kalian menjadi bagian daripada orang-orang yang terpilih bisa belajar di PUTM. Kalian harus mencerminkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan paham keagamaan Muhammadiyah. Jika ada kekurangan, maka menjadi tugas kita bersama untuk membenahinya,” terangnya.
Tak hanya itu, Mas’udi menegaskan bahwa para thalabah harus menjadi bagian daripada kader organisatoris Muhammadiyah. “Menjadi kader itu harus ada proses. Tidak bisa dadakan. Kalau dadakan hasilnya akan seperti pisang yang dikarbit agar cepat matang. Kader itu harus berproses. Dengan proses yang panjang, maka kelak kita tidak akan mudah tergiur oleh rumput tetangga yang lebih hijau,” pesannya.
Advertisement