Empat Humor Poli-Tikus dan Pengacara, Pilih Mana yang Memesona?
Politisi sering menjadi bahan olok-olokan. Tentu saja, karena ulah dan kelakuan, mungkin juga karakter yang mencitrakan dirinya. Ya, mereka kerap disorot publik.
Selain seorang politkus, juga para pengacara, yang disorot itu. Lantaran kecakapan ngomong dan berargumen, terkadang membikin jengkel. Itulah yang kali ini menjadi objek lelucon kita.
Sebagaimana empat humor terkeren terkait karakter poli-tikus, pebisnis dan pengacara. Yang jelas, ini bukan akronim dari "Pengangguran banyak acara" lho!.
1. Keturunan Pebisnis dan Politisi
Amrin Pembolos, tokoh humor kita, saat kecil pulang dari sekolah suatu hari sedikit bingung. Ibunya adalah keturunan pebisnis dan ayahnya adalah keturunan politisi.
Amrin berkata, "Mama, apakah saya lebih pebisnis atau lebih politisi?"
"Apa itu benar-benar penting bagimu? Kamu hanya perlu bertanya kepada ayahmu", ibunya memberitahunya.
Ayah Amrin pulang kerja dan ia menanyakan pertanyaan yang sama: "Ayah, apakah saya lebih pebisnis atau lebih politisi?"
"Pertanyaan macam apa itu, apakah itu penting? Mengapa kamu ingin tahu apakah kamu lebih pebisnis atau lebih politisi?" tanya ayahnya.
"Ayah, jadi seperti ini. Tadi saya bertemu Tommy di jalan dan dia ingin menjual sepedanya seharga Rp600.000, saya tidak tahu apakah saya harus menawarnya sampai Rp300.000, atau menunggu sampai gelap dan menyuruh orang untuk mencuri barang sialan itu!"
Ha...
2. Pemakaman Seorang Akuntan Senior
Seorang lelaki tua adalah seorang manajer akuntansi di sebuah perusahaan. Setiap hari ketika dia datang ke kantor, yang pertama kali dilakukan di mejanya: dia membuka laci, melihat suatu kertas kecil di dalamnya dengan sangat hati-hati, memeriksanya berulang-ulang lalu dia memasukkan kertas itu dan menutup laci itu kembali.
Setelah dua puluh tahun bekerja di posisi yang sama, suatu hari dia meninggal.
Setelah pemakamannya, rekan-rekannya masuk ke ruangan di kantornya untuk memeriksa apa sebenarnya yang ada di laci itu. Mereka membuka laci, ada selembar kertas yang tebal itu tertulis dengan jelas, "Debit di kiri, Kredit di kanan!"
Ha ha ha...
3. Penasaran Lihat Anak Dipukul Setiap Hari
Seorang ibu rumah tangga di sebuah perumahan mendengar ada orang yang mengetuk pintu. Dia mendapati orang yang tidak dia kenal berdiri di depan pintu.
"Maafkan saya karena mengganggu Anda, Bu," katanya dengan sopan, "tapi saya melewati rumah Anda setiap pagi dalam perjalanan ke tempat kerja, dan saya perhatikan bahwa setiap hari Anda tampaknya memukul kepala putra Anda dengan sepotong roti tawar besar."
"Betul."
"Setiap hari Anda memukul kepalanya dengan sepotong roti. Namun pagi ini Anda memukulinya dengan kue cokelat."
"Yah, karena hari ini adalah hari ulang tahunnya."
4. Pengacara Baru Menyelesaikan Kasus
Seorang pengacara muda yang mengambil alih praktik ayahnya bergegas pulang dengan gembira pada suatu malam.
"Ayah, dengarkan," dia berteriak, "Aku akhirnya membereskan kasus dari Pak Bob yang sudah tua itu."
"Membereskannya?!!" Seru ayahnya yang heran. "Wah, kamu kok bodoh sekali! Kita ini hidup dari uangnya Pak Bob selama lima tahun terakhir!"
Advertisement