Empat Hikmah dan Dasar Hukum Perintah Kurban
Setiap bulan haji, merupakan kesempatan untuk melaksaknakan ibadah kurban. Menyembelih hewan kurban, bisa berupa kambing, lembu, biri-biri, dan sejenisnya. Di situlah bulan Dzulhijjah mendapat pemaknaan dalam beribadah bagi umat Islam.
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum kurban, ada yang mengatakan wajib dan ada pula yang berpendapat sunnah. Terlepas dari adanya perbedaan pendapat mengenai hukum melakukan kurban, tetapi yang jelas bahwa ibadah kurban itu diperintahkan oleh Allah.
“Sesungguhnya Kami (Allah) telah memberikan engkau (Muhammad) nikmat yang banyak, maka salatlah kamu karena Tuhanmu dan sembelihlah (kurbanmu)” (QS. Al-Kautsar: 1-2).
“Dan unta-unta itu Kami jadikan untuk-mu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur” (QS. Al Hajj: 36).
“Saya salat ‘Idul Adha bersama Rasulullah saw, kemudian setelah selesai, kepada beliau diberikan seekor kibasy (kambing yang besar) lalu beliau menyembelihnya seraya berdoa: ‘Bismillahi wallahu akbar, Allahumma hadza ‘anniy wa ‘an man lam yudlahhi min ummatiy’ (Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, Wahai Allah, ini dariku dan dari orang yang tidak berkurban dari umatku). (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At-Turmudziy).
Empat Hikmah Kurban
Sedang Hikmah Ibadah Kurban seperti disyariatkan dalam Islam antara lain:
Pertama, Sebagai ungkapan syukur kepada Allah yang telah memberikan ni’mat yang banyak kepada kita.
Kedua, Bagi orang yang beriman kepada Allah, dapat mengambil pelajaran dari keluarga Nabi Ibrahim, yaitu: kesabaran Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail ketika keduanya menjalankan perintah Allah, dan mengutamakan ketaatan kepada Allah dan mencintai-Nya dari mencintai dirinya dan anaknya.
Ketiga, Sebagai realisasi ketakwaan seseorang kepada Allah.
Keempat, Membangun kesadaran tentang kepedulian terhadap sesama, terutama terhadap orang miskin.