Empat Hal Uzbekistan Baru, Program Nyata Perkembangan Spiritual
Uzbekistan baru mulai menata diri. Semua hal terkait berbagai kebijakan serta program pengembangan pendidikan dan kemampuan masyarakat Uzbekistan tentu tidak semuanya berjalan mulus. Masalah ada dan harus diselesaikan.
Proses globalisasi dan teknologisasi semakin merusak kesadaran manusia, menggantikan psikologi moral tradisional dari persepsi pemikiran yang bijaksana dengan psikologi konsumen.
1. Spiritual dalam Program Nyata Dunia Pendidikan
Dalam kondisi reformasi konstitusi yang sedang berlangsung, Uzbekistan harus menyadari masalah-masalah yang menetapkan pentingnya pendidikan spiritual dan moral para generasi muda ke dalam hukum-hukum yang mendasar.
Dalam hal ini, sebuah norma bahwa negara dan masyarakat menjaga pembentukan komitmen anak-anak dan remaja terhadap nilai-nilai kemanusiaan secara nasional maupun universal, kebanggaan akan warisan budaya dan spiritual rakyat yang kaya, serta rasa patriotisme teramat penting untuk diabadikan di dalam konstitusi.
Penerapan norma konstitusional ini juga mencakup seluruh sistem pendidikan dan pengasuhan, dari taman kanak-kanak hingga universitas, dengan ruang lingkup pekerjaan yang berskala besar untuk dapat secara harmonis mendidik para pemuda dalam masa perkembangannya.
Hanya dengan usaha yang dilakukan bersama dan sistematis oleh negara dan seluruh masyarakat akan memungkinkan untuk mendidik generasi muda yang mampu menciptakan sesuatu yang baru, kreatif, pemikir, peka secara emosi, dibentuk dengan nilai-nilai ideologis dan moral.
Perkembangan spiritual individu hendaknya tidak menjadi tujuan jangka panjang, tetapi program yang nyata dalam pendidikan. Salah satu tahapan terpenting dalam pelaksanaannya adalah pembentukan rasa cinta atas Negara mereka, tanah air mereka. Pendidikan patriotik akan memperkuat kesatuan masyarakat.
Implementasi program pembentukan spiritual individu ini adalah syarat terpenting untuk kemajuan dan keberhasilan pembangunan negara Uzbekistan di masa depan.
2. Kekuatan Melindungi Bangsa
Asia Tengah bersama dengan peradaban dunia paling kuno, telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan citra budaya kemanusiaan modern dan nilai-nilai yang bertahan lama. Berbagai agama tersebar di wilayah Uzbekistan pada satu waktu, yaitu Islam, Zoroastrianisme, Buddha, dan Kristen.
Selama berabad-abad, di Uzbekistan telah terjadi pengayaan budaya secara mutual dan bersifat global. Warisan budaya Uzbekistan adalah akumulasi dari ikatan sosial dan budaya, pengalaman hidup, pencapaian milenial rakyat Uzbekistan dalam bidang sains, seni, dan industri. Ia difokuskan pada moralitas, hukum, adat istiadat dan tradisi, sastra dan seni, juga pelajaran-pelajaran sejarah.
Berkat reformasi yang dilakukan di dalam negara, lapisan budaya spiritual yang kuat telah terbuka, yang secara jelas mengubah psikologi masyarakat ke arah patriotisme, kebanggaan nasional, dan keterbukaan terhadap seluruh dunia.
Sejak zaman dahulu, kriteria seperti rasa hormat generasi muda terhadap negaranya, rasa cinta dan kesetiaan kepada Tanah Air telah menjadi pusat perhatian para ilmuwan dan pemikir. Mustahil untuk tidak mencatat pentingnya mendidik generasi muda tentang akar sejarah, warisan intelektual yang kaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang agung, seperti Ahmad Yassawi, Bahauddin Naqsyband, Abu Raykhan Beruni, Abu Nasr Farabi, Abu Ali Ibn Sina, Imam al-Bukhari, Imam Termizi, Amir Temur, Mirzo Ulugbek, Alisher Navoi, Zahiriddin Muhammad Babur dan lain-lain.
Tidak akan ada habisnya menghitung warisan spiritual dari Uzbekistan, tetapi yang utama adalah bahwa warisan spiritual itu dapat memperluas cakrawala manusia, memperkaya hidup mereka secara intelektual dan emosional, serta berfungsi sebagai sumber pengetahuan yang tidak ada habisnya.
3. Konstruksi Dukungan Pemuda
Konstruksi The New Uzbekistan merupakan kelanjutan dari pembangunan nasional pada tahapan yang baru, dengan studi yang lebih dalam tentang sejarah kuno dan warisan budaya yang unik.
Saat ini sedang dilakukan usaha yang besar dalam pengembangan budaya, sinematografi, sastra, musik, kerajinan tangan, tarian-tarian, dan seni lainnya.
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan Internasional Imam Bukhari di Samarkand, Imam Termizi di Surkhandarya dan Imam Maturidi di Tashkent, serta Akademi Islam Internasional Uzbekistan melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mempelajari dan mempopulerkan warisan ilmiah dan spiritual para teolog dan pemikir besar yang telah memberikan kontribusi tak ternilai bagi perkembangan peradaban Islam. Mereka membantu mengembangkan gagasan tentang betapa mulianya pekerjaan yang dilakukan oleh para nenek moyang terdahulu, yang membentuk rasa bangga akan sejarah dan budaya Uzbekistan yang kaya.
Pusat Peradaban Islam, yang sedang dibangun di ibukota, ditujukan untuk memainkan peran penting dalam studi yang mendalam dan promosi internasional tentang warisan spiritual bangsa Uzbekistan yang kaya, serta mendidik generasi muda dengan dasar nilai-nilai kemanusiaan secara nasional dan universal.
Benar adanya bahwa negara Uzbekistan menaruh harapan terbesar pada kaum mudanya, kekuatan yang tegas dan konstruktif yang dimiliki oleh masa depan negara Uzbekistan. Negara telah menciptakan lingkungan yang diperlukan untuk mengimplementasikan tujuan hidup para kaum muda, masalah-masalah mereka pun diselesaikan di tingkat kebijakan negara.
Dalam beberapa tahun terakhir, sekitar 80 undang-undang legislatif dan peraturan telah diadopsi terkait masalah-masalah yang dialami oleh kaum muda, termasuk Hukum Republik Uzbekistan tentang “Kebijakan Pemuda Negara” tertanggal 14 September 2016. Atas usul Presiden, tanggal 30 Juni ditetapkan sebagai Hari Pemuda.
Telah dikembangkan konsep pengembangan kebijakan pemuda negara di Uzbekistan hingga 2025, konsep Pengembangan Pendidikan jasmani dan olahraga massal pada tahun 2019-2023, dan Program Nasional Pengembangan dan Dukungan Budaya Membaca pada tahun 2020-2025.
Pada saat yang sama, penting untuk diingat bahwa fondasi masa depan kita terletak pada keluarga, taman kanak-kanak, sekolah, dan hari esok tergantung pada pendidikan dan pengasuhan seperti apa yang akan diterima oleh anak-anak kita. Saat ini di Uzbekistan sedang dilakukan reformasi di semua lini pendidikan dari prasekolah hingga pendidikan tinggi.
Prinsip-prinsip moral-spiritual perlu ditanamkan pada anak sejak usia prasekolah agar menjadi fondasi untuk kepribadian yang kreatif, pemikir, dan inovatif. Di semua tingkat pendidikan, diperlukan personel yang berkualifikasi tinggi yang dapat berkontribusi pada pengembangan kemampuan dan identifikasi bakat anak-anak dan pemuda.
4. Spiritualitas, Prioritas Konstitusi Negara Uzbekistan
Tidak ada masa depan bagi sebuah bangsa yang tujuan hidupnya tidak berfokus pada perbaikan diri dan tidak peduli dengan generasi baru. Periode pergolakan masyarakat dunia saat ini tidak hanya diwarnai oleh ketidakstabilan ekonomi, tetapi juga oleh krisis spiritual.
Menurut para ilmuwan, hal tersebut termanifestasikan dalam kenyataan bahwa seluruh nilai-nilai yang melekat dalam kesadaran orang-orang, termasuk anak-anak dan remaja, sebagian besarnya destruktif dan merusak, dari sudut pandang perkembangan individu, keluarga, dan negara.
Krisis dalam keluarga, rendahnya tingkatan budaya spiritual dan moral kebanyakan orang tua saat ini. Ketidakmampuan dalam hal perkembangan spiritual dan pengasuhan anak, hilangnya fungsi keluarga dalam mentransfer nilai-nilai budaya dan kehidupan yang signifikan kepada anak-anak. Tendensi ini menyebar di hampir semua negara.
Tidak diragukan lagi, prioritas reformasi untuk Uzbekistan dalam tahap baru ini bukan hanya penyelesaian masalah politik, ekonomi, sosial, tetapi, di atas segalanya, masalah yang berkaitan dengan pengasuhan individu dan pembentukan kualitas moralnya.
Reformasi konstitusional yang sedang berlangsung akan memungkinkan untuk menentukan prinsip, nilai, dan kepentingan politik-hukum, sosial-ekonomi, moral-spiritual seperti apa yang akan menjadi paling utama.
Masalah pendidikan moral-spiritual jauh dari kata sederhana. Hal ini membutuhkan perhatian serius dan usaha yang terus menerus dari setiap orang, setiap keluarga, masyarakat dan negara. Kata-kata seorang pencerah agung Abdullah Avloni yang sangat relevan yaitu, “Pendidikan bagi kami adalah masalah hidup atau mati, keselamatan atau kematian, kebahagiaan atau kemalangan.”