Empat Hal Kesinambungan Perjalanan, yang Hilang dan Tertemukan
Tahun baru hanyalah pembatas waktu. Ia memiliki kesinambungan dalam perjalanan sejarah manusia. Ada yang hilang dan ada pula yang ditemukan. Demikianlah perjalanan waktu kita, memasuki tahun baru 2022 dan, tentu saja, kita telah meninggalkan tahun 2021.
Edurdo Galeano, seorang jurnalis-sastrawi menyampaikan renungannya dalam buku karyanya, "Mirrors". Aktivis kiri gerakan antiglobalisasi kelahiran Uruguai, menyampaikan renungan secara puitik, sebagaimana diterjemahkan Wardah Hafidz berikut.
(1)
YANG HILANG DAN TERTEMUKAN
abad duapuluh, yang lahir membawa semboyan kedamaian dan keadilan, mati bermandikan darah dan mewariskan dunia yang jauh lebih tidak adil dibanding abad sebelumnya.
abad duapuluh satu, yang juga lahir dengan mewartakan kedamaian dan keadilan, mengikuti jejak abad sebelumnya.
waktu kecil, saya yakin apapun yang hilang di bumi akan berada di bulan.
tetapi para astronout tak menemukan mimpi berbahaya, atau janji yang diingkari, atau harapan yang hancur di sana.
jika tidak di bulan, di mana mereka?
mungkinkah mereka tak pernah hilang?
mungkin mereka masih bersembunyi sini, di bumi?
Eduardo Galeano
“Mirrors” [579]
(2)
INVENTARISASI DUNIA
Arthur Bispo do Rosario berkulit hitam dan miskin, seorang pelaut, petinju, dan atas nama Tuhan, seorang seniman.
ia tinggal di rumah sakit jiwa Rio de Janeiro.
di sana, tujuh malaikat biru datang membawa perintah dari langit: Tuhan menghendaki dilakukannya inventarisasi dunia.
misi yang monumental. Arthur bekerja siang malam, setiap hari, setiap malam, sampai musim dingin 1989 ketika, saat masih sibuk dengan tugasnya, kematian menyeret rambutnya dan membawanya pergi.
inventarisasi itu, tidak lengkap, terdiri atas sampah,
kacamata pecah,
sapu botak,
sepatu bodol,
botol2 kosong,
seprei lusuh,
roda2 berperjalanan panjang,
layar robek,
bendera tua,
surat lama,
kata2 yang terlupakan dan,
hujan yang turun.
Arthur menggeluti sampah, karena semua sampah adalah hidup yang dijalani dan dari sampah berasal semua yang pernah ada dan terjadi di dunia. semua yang masih utuh tak layak diperhitungkan. apapun yang masih utuh mati tanpa pernah lahir. hidup hanya berdegup dalam semua yang berparut.
Eduardo Galeano
“Mirrors” [576]
(3)
KESINAMBUNGAN PERJALANAN
ketika seseorang meninggal, ketika batas waktunya sudah sampai, apakah yang tadinya bergerak, berkeinginan, dan berbicara yang di dunia ini disebut dengan namanya juga mati?
di kalangan orang Indian di Orinoco hulu, siapapun yang meninggal akan kehilangan namanya. mereka memakan abunya, dicampurkan ke sup pisang atau tuak jagung, dan setelah upacara selesai orang tak lagi menyebut nama si mati: ia sekarang hidup di tubuh lain, dengan nama, gerak, harapan, dan pembicaraan yang lain.
Eduardo Galeano
“Mirrors” [577]
(4)
BAHAYA DI MALAM HARI
saat tidur pun, kita diawasi.
Helena bermimpi kita sedang antri di bandara.
antrian panjang: setiap penumpang mengempit di ketiaknya bantal yang mereka pakai tidur malam sebelumnya.
bantal2 itu bergerak melewati mesin pembaca mimpi.
mesin itu mendeteksi mimpi2 yang membahayakan ketertiban umum.
Eduardo Galeano
“Mirrors” [578]