Empat Hal bagi Pemimpin, Tuntunan Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali dikenal sebagai pemikir Islam yang berhasil menghidupkan pemikiran dan samangat keagamaan bagi umat Islam. Dengan kitabnya yang terkenal Ihya Ulumuddin, ia menjadi acuan khas kaum santri di Indonesia dan umat Islam di seluruh dunia pada umumnya.
Imam Al-Ghazali pun pemikir pelbagai masalah, mulai dari tasawuf, filsafat, ilmu kalam hingga masalah politik. KH Husein Muhammad, ulamat pesantren yang dikenal sebagai sahabat Gus Dur, menyampaikan pandangannya berdasar pendapat Imam Al-Ghazali:
Tadi siang di sebuah tempat makan aku ngobrol ringan dengan seorang Kiai pengasuh pesantren besar, di Tangerang. Pembicaraan kemudian menyinggung tentang kepemimpinan publik. Apa kriteria yang patut dimiliki Pemimpin?. Lalu aku menyebut Kitab Kuning : Al Tibr Al Masbuk Nashihah Al Muluk", karya Imam Al Ghazali.
Empat Hal bagi Pemimpin
Imam Al-Ghazali (w. 1111 M) dalam surat-suratnya yang ditujukan kepada para pemimpin muslim pada zamannya menulis, antara lain : “Seorang perdana menteri Yunani menulis surat kepada Anusyirwan, raja Persia, yang dikenal adil. Surat itu berisi pesan-pesan profetik. Bunyinya : “Wahai tuan pemimpin yang terhormat. Seyogyanya engkau senantiasa memegang teguh empat hal: pikiran yang jernih/jujur, bertindak adil, melayani rakyat dengan sabar penuh kesabaran dan memiliki rasa malu.
Seyogyanya pula engkau selalu menjauhi empat hal pula : arogan, dengki, kikir dan cepat marah. Ketahuilah bahwa para pemimpin sebelummu telah lewat. Para pemimpin sesudahmu belum lahir. Maka berusahalah sekuatmu agar semua pemimpin sesudahmu mencintai dan merindukanmu”.
"Betapa indahnya kriteria pemimpin ini ya?," kata Kiai tersebut.
Aku mengangguk saja.
MAULID NABI
Kelahiran sang Cahaya
"Dunia sepenuhnya tenggelam dalam cahaya pada malam kelahiran Muhammad"
(Yunus Emre)
مَنْ لَمْ يَفْرَحْ بِمُحَمَّدٍ لَمْ يَرَ فَرَحاً اَبَداً
"Siapa yang tak riang bahagia dengan kelahiran Muhammad, sang Nabi, dia tak akan mengenal kegembiraan selamanya".
لم تعرف الدنيا يوما أهم..
ولا أعظم..
ولا أنور..
ولا أبهج..
ولا أسعد..
من يوم ولد فيه محمد.
"Dunia tak akan mengenal hari
terpenting,
teragung,
paling cemerlang,
terindah
dan paling membahagiakan
selain hari kelahiran Muhammad,
sang Nabi".
Bekasi, 18.09.2023/HM
Advertisement