Empat Golongan Orang Berilmu Menurut Imam Al-Ghazali, Anda Mana?
Menjadi Muslim yang baik merupakan petunjuk melalui keteladanan yang diberikan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW).
Mari kita perhatikan pesan-pesan dalam Hadits Nabi SAW:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً . الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى هَهُنَا –وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ – بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.
Dari Abu Hurairah ra. dia berkata, Rasulullah SAW. bersabda:
"Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang Muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap Muslim atas Muslim yang lain; haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya. " (H. R. Muslim No. 6706)
Empat Golongan Orang Berilmu
Dalam menjalankan agama Islam, kedudukan orang berilmu menjadi teramat penting. Mereka yang mempunyai derajat tertinggi yang menyelaraskan antara ilmu dan ibadah.
Ada empat golongan manusia berilmu, menurut Imam Al-Ghazali. Pengelompokan manusia menjadi empat golongan adalah:
Pertama, Golongan Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri:
Yaitu golongan orang yang mengetahui (berilmu), dan mengetahui kalau dirinya berilmu.
Golongan pada tingkatan ini memiliki kedalaman pengetahuan (ilmu) dan ilmu ini benar-benar menjadikannya dekat dan takut kepada Allah serta mengajarkan kebaikan, dan menentang permusuhan.
Kedua, Golongan Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri.
Yaitu golongan orang yang mengetahui (berilmu), tapi tidak mengetahui kalau dirinya berilmu.
Golongan kedua ini sering dijumpai dalam kehidupan bermasyarakat.
Orang ini sebenarnya memiliki potensi atau kemapanan ilmu, akan tetapi tidak menyadari atau mengoptimalkannya untuk keperluan umat.
Ketiga, Golongan Rojulun Laa Yadri wa Yadri Annahu Laa Yadri.
Yaitu golongan orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu) dan mengetahui bahwa dia tidak tahu.
Menurut Imam Ghazali, jenis manusia ini masih tergolong baik. Sebab, mereka menyadari kekurangannya.
Golongan ini bisa dikatakan belum memiliki kapasitas ilmu yang memadai, akan tetapi dia tahu dan berusaha keras untuk belajar dan mengejar ketertinggalan.
Keempat, Golongan Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri.
Yaitu golongan orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu) dan tidak mengetahui bahwa ia tidak tahu. Menurut Imam Ghazali jenis manusia keempat ini paling buruk.
Sayangnya, model manusia seperti ini susah diingatkan, ngeyelan, selalu merasa tahu, merasa memiliki ilmu, dan berhak menjawab semua persoalan padahal ia tidak mengetahui apa-apa.
Demikian semoga bermanfaat.