4 Fakta Baku Tembak Teroris di Mabes Polri
Adu tembak terjadi di depan Mabes Polri Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu, 31 Maret 2021. Suara tembakan berasal dari anggota polisi dan terduga teroris yang berusaha masuk ke Mabes Polri.
Salah seorang saksi, Iqbal mengatakan saat berada di lantai 5 salah satu gedung di Korps Bhayangkara itu ada suara tembakan.
"Posisi saya di humas lantai 5 lagi ngopi, saya denger suara tembakan beberapa kali," kata salah satu jurnalis M Iqbal saat ditemui di Mabes Polri.
Berikut empat fakta adu tembak polisi vs terduga teroris di Mabes Polri
1. Adu tembak berjarak 10 meter
Berdasarkan keterangan saksi mata menyebut adu tembak tersebut berjarak 10 meter. Terduga teroris tersebut dilumpuhkan berjarak hanya 10 meter dari kantor Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo.
"Assalamualaikum, ada teroris, jarak 10 m dari kantornya Bapak Kapolri," demikian keterangan dari video itu.
2. Terduga Teroris berjumlah 2 orang
Dari sejumlah keterangan, diperkirakan ada dua terduga teroris yang melakukan penyerangan terhadap Mabes Polri. Satu orang diketahui telah dilumpuhkan.
Satu terduga teroris lainnya masih diburu polisi. Dia diperkirakan masih bersembunyi di markas Koprs Bhayangkara.
Hingga saat ini, petugas masih melakukan penyisiran di area Mabes Polri yang dilakukan di tengah hujan deras, dan semua pintu dijaga petugas bersenjata lengkap.
Namun, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait dengan penembakan teroris tersebut.
3. Terduga Teroris Perempuan
Terduga teroris yang ditembak mati di area parkiran Gedung Mabes Polri berjenis kelamin perempuan. Pelaku datang bersama seorang pria yang kini masih diburu polisi.
Terduga teroris yang ditembak mati berbusana hitam dengan celana jeans. Teroris itu bersenjata dan terkapar di sudut area parkir Gedung Mabes Polri.
4. Bersenjata Pistol
Terduga teroris yang ditembak di depan Mabes Polri ternyata membawa senjata api rakitan jenis pistol.
Selain itu terduga teroris yang memakai pakaian hitam yang diidentifikasi perempuan juga membawa map warna kuning.
Advertisement