Empat Catatan Setelah Manchester City Tumbang di Depan Pintu
Manchester City tumbang di depan pintu. Ibaratnya begitu, setelah tersingkir di babak perempat final Liga Champions karena dikejutkan oleh Olympique Lyon 1-3 di Stadion Jose Alvalade, Lisbon, Portugal, Minggu dini hari WIB.
Ada empat poin yang bisa dicatat dari pertandingan seru ini:
1. Tren supersub berlanjut
Kehadiran supersub alias pergantian pemain yang tepat menjadi tren yang mewarnai perempat final Liga Champions musim ini.
Kylian Mbappe membalik peruntungan Paris Saint-Germain melawan Atalanta, Tyler Adams mencetak gol kemenangan RB Leipzig atas Atletico Madrid bahkan Philippe Coutinho mengirim satu assist serta dua gol ketika Bayern Muenchen menggilas klub asalnya Barcelona.
Rudi Garcia jelas mempelajari itu dengan baik ketika ia mengirim masuk Moussa Dembele yang mencetak dua gol penentu kemenangan Lyon atas City.
2. Cornet dan Dembele setara Messi
Satu gol Maxwell Cornet dan dua gol Moussa Dembele ke di Jose Alvalade membuat keduanya sejajar dengan megabintang Barcelona Lionel Messi dalam urusan membobol gawang City di kompetisi Eropa.
Ketiganya sama-sama sudah mencetak empat gol ke gawang City semenjak Pep Guardiola mengambil alih kursi kepelatihan di Etihad.
Tiga gol Cornet sebelumnya dicetaknya ketika Lyon mengalahkan dan mengimbangi City di fase penyisihan Grup F Liga Champions musim lalu, sedangkan Dembele mencetak dua gol kontra City saat masih membela Celtic pada musim 2016/17.
3. Guardiola lupa cara capai semifinal
Dalam tujuh tahun pertamanya berkompetisi di Liga Champions --empat tahun bersama Barcelona dan tiga tahun di Bayern Muenchen-- Guardiola tidak pernah gagal mengantarkan tim yang ditukanginya mencapai semifinal.
Namun, hal itu berubah sejak ia menangani City pada 2016. Empat musim berlalu Guardiola ditopang dana yang besar, dan langkah terjauhnya bersama City hanyalah perempat final.
Kekalahan 1-3 lawan Lyon sekaligus menandai kegagalan City-nya Guardiola membukukan catatan nirbobol di perempat final Liga Champions dan selalu kemasukan tiga gol atau lebih dalam tiga musim terakhir setelah 0-3 lawan Liverpool (2017/18) dan 4-3 kontra Tottenham Hotspur (2018/19).
4. Mental Eropa tak bisa dibeli uang
City mungkin kaya raya dan bisa membeli semua pemain yang mereka inginkan dengan tetap bisa menjaga diri dari ancaman regulasi kepatutan finansial.
Sayangnya, uang yang mengalir dari Timur Tengah yang mengubah Elland Road jadi Etihad tak bisa membeli mental bertanding di Eropa.
Sejak dibeli konsorsium Uni Emirat Arab, City paling jauh hanya bisa mencapai semifinal Liga Champions dan kerap tersingkir oleh momen-momen magis yang bagi sebagian pemercaya takhayul lekat dengan persoalan mental Eropa. (ant)