Empat Catatan Khusus! NU Membawa Misi Islam untuk Kemanusiaan
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar kegiatan bergengsi: forum Humanitarian Islam. Sejumlah tokoh hadir pada acara tersebut, termasuk tokoh-tokoh dan pemerhati Islam di Indonesia.
KH M Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur, mencatat sejumlah hal atas forum tersebut:
Sepekan sebelumnya ada panitia menghubungi saya untuk acara Humanitarian Islam. Konon atas rekomendasi Gus Ajengan Ahmad Ginanjar Sya'ban. Rupanya acara ini digagas oleh PBNU dengan tema Arab Al-Islam lil Insaniyah. Alhamdulillah saya bisa hadir.
Setiap pemimpin NU selalu mengupayakan gerakan perdamaian dan kemanusiaan. Mata rantai ini dimulai Ketua NU di masa-masa pendirian KH Mahfudz Siddiq, pada tahun 1938 menyerukan pembelaan untuk Masjidil Aqsha yang dijajah. KH Idham Kholid, pada 1965 menghelat pertemuan Islam Asia-Afrika sebagai bentuk penolakan atas penjajahan Barat ke beberapa negara Muslim.
Gus Dur pada tahun 1995 membuat forum World Conference on Religion and Peace (WCRP) di Italia dan menjadi ketunya. KH Hasyim Muzadi mencetuskan International Conference of Islamic Scholars (ICIS). Dan KH Said Aqil Internasional Summit of Moderat Muslim Leaders, ISOMIL.
Selain ayat Al-Qur'an yang mendelegeasikan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam sebagai Rahmat, sabda-sabda Nabi pun mempertegas peran sebagai pembawa Rahmat:
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ، ﻗﺎﻝ: ﻗﻴﻞ: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ اﺩﻉ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺸﺮﻛﻴﻦ ﻗﺎﻝ: «ﺇﻧﻲ ﻟﻢ ﺃﺑﻌﺚ ﻟﻌﺎﻧﺎ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺑﻌﺜﺖ ﺭﺣﻤﺔ»
Abu Hurairah berkata bahwa ada Sahabat yang berkata: "Wahai Rasulullah, doakan petaka bagi orang-orang musyrik". Nabi bersabda: “Aku tidak diutus sebagai tukang kutukan, melainkan aku diutus sebagai rahmat" (HR Muslim)
Apakah sekedar pengakuan saja? Nabi sebagai Rahmat untuk seluruh alam betul-betul diimplementasikan oleh Nabi. Berikut beberapa riwayatnya:
1. Nabi Menolak Gunung Dilemparkan
ﻫﻞ ﺃﺗﻰ ﻋﻠﻴﻚ ﻳﻮﻡ ﻛﺎﻥ ﺃﺷﺪ ﻣﻦ ﻳﻮﻡ ﺃﺣﺪ، ﻗﺎﻝ: ﻛﺎﻥ ﺃﺷﺪ ﻣﺎ ﻟﻘﻴﺖ ﻣﻨﻬﻢ ﻳﻮﻡ اﻟﻌﻘﺒﺔ ... ﻓﺮﻓﻌﺖ ﺭﺃﺳﻲ، ﻓﺈﺫا ﺃﻧﺎ ﺑﺴﺤﺎﺑﺔ ﻗﺪ ﺃﻇﻠﺘﻨﻲ، ﻓﻨﻈﺮﺕ ﻓﺈﺫا ﻓﻴﻬﺎ ﺟﺒﺮﻳﻞ، ﻓﻨﺎﺩاﻧﻲ ﻓﻘﺎﻝ: ﺇﻥ اﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺳﻤﻊ ﻗﻮﻝ ﻗﻮﻣﻚ ﻟﻚ، ﻭﻣﺎ ﺭﺩﻭا ﻋﻠﻴﻚ، ﻭﻗﺪ ﺑﻌﺚ ﺇﻟﻴﻚ ﻣﻠﻚ اﻟﺠﺒﺎﻝ ﻟﺘﺄﻣﺮﻩ ﺑﻤﺎ ﺷﺌﺖ ﻓﻴﻬﻢ، ﻓﻨﺎﺩاﻧﻲ ﻣﻠﻚ اﻟﺠﺒﺎﻝ ﻓﺴﻠﻢ ﻋﻠﻲ، ﺛﻢ ﻗﺎﻝ: ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ، ﻓﻘﺎﻝ، ﺫﻟﻚ ﻓﻴﻤﺎ ﺷﺌﺖ، ﺇﻥ ﺷﺌﺖ ﺃﻥ ﺃﻃﺒﻖ ﻋﻠﻴﻬﻢ اﻷﺧﺸﺒﻴﻦ؟ ﻓﻘﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﺑﻞ ﺃﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﻳﺨﺮﺝ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺃﺻﻼﺑﻬﻢ ﻣﻦ ﻳﻌﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ، ﻻ ﻳﺸﺮﻙ ﺑﻪ ﺷﻴﺌﺎ "
Aisyah bertanya kepada Nabi: "Pernahkah datang sebuah hari menimpamu yang lebih parah dari hari Uhud?" Beliau berkata: "... yang paling buruk yang aku derita dari mereka adalah pada hari Aqabah".... Aku mengangkat kepalaku, maka melihat awan yang menaungiku. Aku melihatnya dan Jibril di dalamnya, dia memberi salam padaku, lalu berkata: "Wahai Muhammad, Allah mendengar perkataan kaummu dan jawaban mereka. Allah mengirim malaikat yang ditugasi memegang gunung. Jika kamu mau akan aku lempar gunung Quaiqian dan gunung Abu Qubais". Nabi berkata, “Aku berharap agar Allah melahirkan dari keturunan mereka yang menyembah Allah dan tidak menyekutuiNya” (HR Bukhari)
2. Hari Rahmat Bukan Hari Armageddon
ﻭﻛﺎﻧﺖ ﺭاﻳﺔ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻴﺪ ﺳﻌﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﻳﻮﻡ اﻟﻔﺘﺢ، ﻓﻤﺮ ﺑﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻲ ﺳﻔﻴﺎﻥ، ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﻗﺪ ﺃﺳﻠﻢ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺳﻌﺪ: اﻟﻴﻮﻡ ﻳﻮﻡ اﻟﻤﻠﺤﻤﺔ ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ: ﻳﺎ ﺃﺑﺎ ﺳﻔﻴﺎﻥ، اﻟﻴﻮﻡ ﻳﻮﻡ اﻟﻤﺮﺣﻤﺔ
Bendera Nabi dipegang oleh Saad bin Ubadah di hari pembebasan Kota Makah. Ia melewati Abu Sufyan yang sudah masuk Islam. Saad berkata: "Hari ini adalah hari Armageddon". Nabi bersabda: "Wahai Abu Sufyan, hari ini adalah hari menyayangi" (Ibnu Atsir, Usd Al-Ghabah, 2/205)
3. Membebaskan pada Hari Pembebasan Kota Makkah
قال ابن هشام : حَدَّثَنِي بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ عَلَى بَابِ الْكَعْبَةِ، فَقَالَ: لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ ... إلى أن قَالَ: يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ، مَا تُرَوْنَ أَنِّي فَاعِلٌ فِيكُمْ؟ قَالُوا: خَيْرًا، أَخٌ كَرِيمٌ، وَابْنُ أَخٍ كَرِيمٍ، قَالَ: اذْهَبُوا فَأَنْتُمْ الطُّلَقَاءُ .
Ibnu Hisyam meriwayatkan dari sebagian Sahabat bahwa Nabi berdiri di pintu Ka'bah dan Nabi berkata: "Tiada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagiNya. Ia penuhi janjiNya, Ia tolong hambaNya..." Nabi berkata: "Wahai kabilah Quraisy, apa yang kalian lihat atas apa yang aku perbuat untuk kalian?" Mereka menjawab: "Kau akan berbuat baik. Saudara yang mulia dan putra saudara yang mulia". Nabi bersabda: "Pergilah. Kalian adalah orang-orang yang merdeka" (Sirah Ibnu Hisyam, 2/412)
4. Mendoakan Hidayah, Bukan Petaka
ﻗﺪﻡ ﻃﻔﻴﻞ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ اﻟﺪﻭﺳﻲ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ، ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻓﻘﺎﻟﻮا: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ، ﺇﻥ ﺩﻭﺳﺎ ﻋﺼﺖ ﻭﺃﺑﺖ، ﻓﺎﺩﻉ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻓﻘﻴﻞ: ﻫﻠﻜﺖ ﺩﻭﺱ، ﻗﺎﻝ: «اﻟﻠﻬﻢ اﻫﺪ ﺩﻭﺳﺎ ﻭﺃﺕ ﺑﻬﻢ»
Tufayl bin Amr Al-Dawsi dan para sahabatnya datang menghadap Nabi, semoga Tuhan memberkatinya Dan mereka berkata: Wahai Rasulullah, Kabilah Daos tidak taat dan menolak, maka doakanlah petaka kepada Allah atas mereka. Sahabat berkata "Binasalah Kabilah Daos". Nabi berdoa: “Ya Allah, beri hidayah pada Kabilah Daos dan datangkan mereka.” (HR Muslim)
• Menyimak pemaparan dari para pegiat perdamaian dari beberapa negara. Sebenarnya saya pernah belajar Bahasa Inggris di Pare, cuma yang pake Logat Madura.
Advertisement