Emoh Tertinggal, Situbondo Bakal Bikin Carnival yang Hebohkan Wisatawan
Semua kota nyaris punya Carnival. Hanya Kota Situbondo yang belum. Jadi, emoh tertinggal dengan banyak kota lain, giliran Situbondo yang akan bikin. Harus spektakuler dan harus beda.
Ketemu konsepnya? Sudah! Maka, bakal ada, satu-satunya karnaval, dengan tagline fashion Islami. Konsep itu diperkaya dengan menonjolkan keindahan Taman Nasional Baluran.
Waktunya sudah dekat. Jadwal juga sudah rapi. Round down juga oke. Jadi ngan lupa, dan catat agendanya, datang ke Situbondo, 25 November 2017. Siapkan diri Anda menyaksikan Best Situbondo Carnival (BSC) bertema The Sacredness of Baluran.
Best Situbondo Karnaval memang memberikan konsep berbeda dari karnaval fashion pada umumnya. Kostum atau busana Islami wajib ditampilkan. Dan yang menarik, shownya itu bakal ikut menampilkan keindahan Taman Nasional Baluran.
“Kami ingin mengangkat even yang tak biasa. Situbondo kan Kota Santri. Punya Baluran. Jadi kenapa nggak digabung sekalian? Icon santri berbalut nuansa Baluran,” kata Kadispar Pemkab Situbondo Sofwan Hadi.
Karenanya, tema yang diangkat pun The Sacredness of Baluran. Message utamanya jelas. Situbondo ingin mengangkat Taman Nasional yang dijuluki Afrikanya Jawa Timur itu.
“Ini seperti back to nature. Taman Nasional Baluran itu sangat oke. Ada tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Kalau musim kemarau, suasananya serba kering, cokelat, vegetasi pepohonan yang meranggas seperti di Afrika,” terangnya.
Di kawasan konservasi seluas 250 km2 tersebut wisatawan juga dapat menjumpai kawanan hewan liar. Dari mulai banteng, merak, kijang, bahkan macan tutul, ada di sabana Baluran.
“Sabana serta kawanan hewan di Taman Nasional Baluran sih hanya pembukanya saja. Selain itu wisatawan bisa menjelajah Goa Jepang, berziarah di makam Putra Maulana Malik Ibrahim, atau sekedar bersantai, memancing, berenang atau snorkling di Pantai Bama, Balanan, dan Bilik,” terang Sofwan Hadi.
Bila ingin mencari sensasi wisata selain Baluran, Situbondo juga punya Air Terjun Setancak yang alami. Ada juga Puncak Rengganis yang menawan di puncak Gunung Argopuro. Itu belum termasuk Padang Sabana Cikasur yang mirip seperti di Sumba.
“Situbondo berkaca dari Banyuwangi yang sukses mengembangkan pariwisata. Maka dari itu Situbondo mulai berbenah. Salah satunya lewat BSC ini,” ujar Sofwan Hadi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut gembira atas terhadap rencana BSC tersebut. Baginya, itu merupakan penyelarasan antara nilai nilai luhur Islam serta kearifan kultur budaya lokal. Budaya dan alam itu, semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan.
“Ini yang kita harapkan. Pemerintah daerah dapat menjembatani antara kreativitas anak anak muda dengan religi serta kearifan budaya lokal untuk mengembangkan potensi pariwisatanya. Jadi silahkan datang ke Situbondo,” ajak Arief Yahya.
Arief Yahya berharap anak-anak muda di Situbondo juga membantu mempromosikan destinasi wisatanya melalui media sosial. Cara yang paling murah dan mudah, karena “Kids zaman now” sudah sangat familiar dengan media sosial.
“Tinggal pengembangan destinasi yang dilakukan Pemda, untuk menciptakan atraksi, akses dan amenitas di sana, yang Instagramable!” jelas Arief Yahya. (*)