Emil Salim: Bencana adalah Perlawanan Alam Karena Terus Dikeruk
Prof. Emil Salim berpesan hasil kekayaan alam tidak boleh dikeruk terus menerus karena alam akan melakukan perlawanan dengan melahirkan bencana.
Tokoh Lingkungan Hidup yang pernah menerima penghargaan The Leader for the Living Planet Award dari World Wide Fund (WWF) itu menyampaikan pesan kepada ‘Aisyiyah untuk kuasai Science, Technology, Engineering, Mathematic and Humanity (STEMH).
Pesan tersebut ditulis Prof. Emil Salim pada Rabu 1 September 2021 di kediamannya saat mendapat kunjungan dari Leadership for Environment and Development (LEAD), suatu lembaga sosial masyarakat (LSM) yang bergerak di isu-isu lingkungan hidup.
Hening Parlan Ketua Divisi Lingkungan Hidup Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PP ‘Aisyiyah sekaligus utusan dari LEAD menuturkan, pesan tersebut ditulis secara istimewa di kertas dan dibubuhi tanda tangannya untuk kader-kader lingkungan hidup ‘Aisyiyah.
”Yang bedakan manusia dengan hewan adalah daya nalarnya, sedangkan hewan tak punya daya nalarnya. Hidup di dunia dimenangkan oleh mereka yang mengembangkan daya nalarnya dengan pendidikan, Science, Technology, Engineering, Mathematics and Humanity (STEMH). Kuasai STEMH dan Aisyiyah bisa bangun peradaban manusia,” tulis Prof. Emil Salim, dikutip Ngopibareng.id, dari pwmu.co.
Tokoh kharismatik yang pernah menjabat tiga kali sebagai menteri di kementerian berbeda ini melanjutkan, usaha penyelamatan sumber daya alam tidak bisa dilepaskan dari usaha memperbaiki sumber daya manusia sebagai penghuninya.
Jangan Keruk Alam hingga Habis
Ia menekankan supaya jangan menunggu tua baru sadar dan ‘kembali ke alam’, melainkan perhatian kepada alam harus sudah ditanamkan sejak usia muda.
Mantan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup pertama ini menekankan bahwa, generasi muda harus mendapat perhatian khusus tentang sumber daya alam.
“Alam tidak boleh dikeruk terus menerus karena alam akan melakukan perlawanan dengan melahirkan bencana,” tandasnya.
Advertisement