EMCL Ademos Muliakan Air di Bojonegoro
Dalam rangka memperingati Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 November 2021 dan Hari Menanam Pohon pada tanggal 28 November 2021 lalu, Ademos bersama ExxonMobil Cepu Limited melakukan Radio Talkshow di Malowopati FM dengan tema ‘Pemuliaan Air di Bojonegoro’. Kegiatan ini mengundang para pihak yang berperan mengatasai permasalahan air di Bojonegoro.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah dari berbagai stakeholder untuk berdiskusi masalah krisis air di Bojonegoro, yang mana saat musim kemarau, beberapa kecamatan di Bojonegoro mengalami kekurangan air, sedang di musim penghujan mengalami kebanjiran.
Di beberapa wilayah di Bojonegoro memiliki sumber air yang melimpah, namun berpotensi konflik disebabkan tingkat kebutuhan air masyarakat yang semakin meningkat. Melihat fenomena ini sangat penting membangun sistem tata kelola dan infrastruktur penyedia air bersih melalui peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Seperti di Desa Dander, ada sumber air yang melimpah, namun masih ada warga yang belum bisa mendapatkan akses air bersih dengan layak.
Juprianto, Kepala Desa Dander mengatakan, masyarakat yang belum mendapatkan akses air masih memanfaatkan sumur lep, yakni sumur yang dibuat dengan menampung air hujan di dekat sumur mereka, kemudian dimanfaatkan untuk kebutuhuhan sehari-hari.
“Secara kesehatan air ini tidak layak untuk digunakan,” katanya.
Berbeda dengan di Desa Ngunut. Sumber air di Desa Ngunut sangat melimpah, dan bisa menyuplai kebutuhan air di desa lainnya. Hal itu disampaikan oleh Kepala Desa Ngunut, Suwarno.
Banyak program yang dilakukan dinas terkait untuk menjaga ketersediaan air di Bojonegoro. Mohammad Hanif, Kasi Konservasi, mitigasi dan rehabilitasi lahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengungapkan bahwa, pembangunan yang dilakukan di wilayah itu justru menghalangi air masuk ke dalam tanah seperti pembangunan jalan cor, irigasi U-dith, sehingga air hujan turun dan kembali ke laut dengan sia-sia.
“Perlu dilakukan kegiatan yang bisa menahan air masuk ke dalam tanah, seperti membuat biopori dan penanaman pohon,” katanya.
Langkah lain yang bisa dilakukan untuk memuliakan air dengan menjaga kualitas air sungai. Seperti yang dikatakan Dodi Sigit, Kasi Pembangunan Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Bojonegoro. Menurutnya, saat ini sungai menjadi tempat sampah bagi masyarakat, dengan membuang sampah di saluran air dan sungai, baik sampah bangkai hewan maupun plastik.
“Hal ini bisa membuat air menjadi kotor dan saat musim kemarau bisa mengendap di dasar sungai maupun embung. Perlu kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik, untuk tidak dibuang ke saluran air maupun sungai,” katanya.
Dalam kesempatan ini hadir pula Rexy Mawardijaya selaku Humas dan Juru Bicara ExxonMobil Cepu Limited. Ia menyampaikan jika ExxonMobil Cepu Limited memiliki peran strategis sebagai korporasi di Bojonegoro dalam pemberdayaan masyarakat dan kontribusi peningkatan kualitas hidup masyarakat, salah satunya tentang kebutuhan air bersih.
Adanya program air bersih ini diharapkan bisa membantu masyarakat mendapatkan akses air bersih dan bisa berkelanjutan ketika sudah tidak didampingi EMCL.
“Kami tekankan bahwa keberlangsungan sumber air, memastikan sumber air dengan alat geolistrik, kemudian membentuk lembaga yang mengelola (HIPPAM) dan bagaimana sistem pengelolaannya. Kami selalu berupaya bahwa pengelolaan air bersih dipahami masyarakat, dan partisipasi masyarakat sangat penting dalam menjaga lingkungan, menjaga ketersediaan air, menjaga hutan dan menghindari penggunakaan bahan kimia yang dapat menghambat air masuk ke dalam tanah,” katanya.
Dalam pengelolaan air bersih tidak bisa dilakukan sepihak saja, Putut Prabowo selaku pendamping program dari Ademos mengatakan, pengelolaan air ini harus terintegrasi, semua pihak dari pemerintah kabupaten, OPD, pemerintah desa, korporasi, masyarakat harus memiliki kontribusi dan peran sesuai tupoksinya masing-masing.
“Dari awal Ademos berkomitmen bersama masyarakat untuk terus belajar dalam pemuliaan air, dimana diketahui bahwa kebutuhan air terus meningkat dan banyak wilayah memiliki masalah untuk pemenuhan air,” ujarnya.