Emas Hitam yang Jadi Harapan
Terletak di pedalaman hutan lebat Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tersimpan potensi besar yang selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat. Minyak bumi.
Ratusan titik sumur minyak tua yang ditambang secara tradisional maupun modern telah menghisap jutaan liter minyak mentah dari perut bumi.
Mengalir memenuhi kantong perekonomian warga di pinggir hutan Desa Ledok Kecamatan Sambong, yang berada di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Pertamina EP Field Cepu Zona 11. Keberadaan sumur-sumur minyak tua ini menjadi bagian dari harapan masyarakat.
Ditambang dan dikelola secara tradisional. Lalu hasilnya disetorkan ke Pertamina EP Field Cepu Zona 11. Selama bertahun-tahun, emas hitam ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pendapatan dari hasil usaha penambangan minyak bumi itu tidak hanya untuk kebutuhan ekonomi semata, tetapi juga digunakan untuk membangun infrastruktur, sosial kemasyarakatan, pendidikan, serta membuka lapangan pekerjaan baru.
“Harapan kami bisa berdampak untuk kita semua. Baik masyarakat penambang maupun desa,” ujar Ketua Ketua Perkumpulan Penambang Minyak Sumur Timba (PPMST) Ledok, Daryanto pada suatu kesempatan.
Selama bertahun – tahun menaungi penambang, PPMSTL telah merealisasikan berbagai macam kegiatan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat.
“Itu merupakan hasil dari pendapatan para penambang yang disisihkan. Minangkani ngresiki bandane penambang atau membersihkan harta penambang,” ungkapnya.
Ada sekitar 731 orang penambang yang tergabung dalam PPMST. Mengelola 127 titik sumur minyak tua dari 196 titik yang tersebar di pedalaman hutan Ledoak. “Rata-rata minyak mentah dihasilkan sebanyak 31 ton,” ujarnya.
Adapun program yang telah terlaksana di antaranya, santunan anak yatim dan kaluarga kurang mampu, sosial, budaya, olahraga, pendidikan, keagamaan, dan sarana prasarana.
“Memang kalau sarana dan prasarana ini belum maksimal. Namun, tetap bergulir. Kita berjalan terus,” kata dia.
Daryanto mencontohkan, belum lama ini penambang juga mengadakan turnamen sepak bola yang mengundang tim dari luar. “Karena prinsipnya, dari penambang, oleh penambang dan untuk penambang,” ujarnya.
Sementara itu, setiap bulan pihaknya rutin memberikan santunan. Selain itu, juga memberikan bantuan operasional untuk lembaga Pendikan Anah Usia Dini (PAUD). “Baik TK maupun Kelompok Bermain, serta Madrasah. Kalau SD tidak, karena sudah ada Dana BOS,” ungkapnya.
Baru-baru ini, PPMSTL juga memberikan beasiwa kuliah untuk 3 orang warga Desa Ledok untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal ini dalam rangka ikut mendukung peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Beasiswa ini diberikan secara penuh, mulai dari dari awal sampai sarjana. Niatan kita untuk meningkatkan sumber daya manusia,” tandasnya.
Pemberian beasiswa ini, tidak terbatas kepada kurang mampu saja. “Meskipun awalnya sasaran awal kita dari keluarga kurang mampu. Kalau kita masih berdiri tegak dan masih melakukan pengeloaan, kita lanjutkan program ini,” tegas pria yang akrab disapa Mas Dar ini.
Sementara itu, Kepala Desa Ledok Sri Lestari, tidak menampik adanya dampak positif penambangan sumur minyak tua di wilayahnya. Dia mengaku, baik desa maupun masyarakat banyak terbantu dan bisa ikut menikmati hasilnya.
“Pun demikian, membuka lapangan pekerjaan bagi warga. Bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” ungkapnya.
Lebih dari itu, dirinya sangat bersyukur dengan adanya beasiswa yang disalurkan oleh PPMSTL. “Semua mereka yang tidak ada biasa untuk melanjutkan pendidikan, akhirnya bisa ikut kuliah. Sehingga ada peningkatan SDM. Ini sangat membantu,” ungkanya.
Advertisement