Emak-emak di Mojokerto Lapor Polisi, Tertipu Arisan Miliaran
Emak-emak di Mojokerto melaporkan seorang perempuan berinisial TM alias Mia 42 tahun kepada pihak kepolisian Polsek Ngoro, Polres Mojokerto. Pelaporan tersebut terkait penipuan arisan paket lebaran yang merugikan ratusan orang mencapai miliaran rupiah. Aksi dugaan penipuan itu terjadi saat memasuki waktu pembagian uang arisan Lebaran yang sudah mendekati Hari Raya Idul Fitri.
Pengamatan Ngopibareng.id, sejumlah emak-emak yang menjadi ketua kelompok berkumpul di depan ruang sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) Polsek Ngoro untuk melaporkan dugaan penipuan arisan Lebaran karena bos arisan lebaran mereka kabur.
Luluk Hariyati, usia 52 tahun, seorang korban penipuan yang juga menjadi ketua kelompok arisan membawai 49 anggota, menyebut paket arisan ditawarkan oleh Mia mulai dari arisan paket tabungan, paket kue hingga paket daging.
Luluk tergiur dengan bonus satu kali bayar arisan untuk menjadi ketua kelompoknya. Kasus ini mencuat seminggu sebelum hari raya Idul Fitri tahun 2021. "Totalnya Rp51,75 juta. Ya saya tekor dulu ke anggota saya," kata Luluk kepada wartawan, Jumat 21 Mei 2021.
Luluk mengaku harus meminjam uang dari orang lain untuk menggantikan uang tersebut kepada puluhan anggotanya. "Saya kembalikan 80 persen, tapi saya janji kalau dikembalikan, saya kembalikan semua," ujarnya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Jamiah, 52 tahun, warga Desa Lolawang, Kecamatan Ngoro. Sebagai ketua kelompok arisan lebaran ini ia mempunyai 102 anggota. Dia sudah lima kali lebaran menjadi ketua kelompok arisan lebaran yang dikelola Mia. "Anggota saya ikut paket arisan kue dan tabungan. Total uang anggota yang dibawa kabur Bu Mia Rp 173 juta," tegasnya.
Sementara Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo mengatakan, arisan lebaran yang digelar Tarmiati alias Mia, usia 42 tahun itu merugikan ratusan korban. Arisan yang ditawarkan beragam paket arisan lebaran.
Mulai dari paket tabungan dengan tarif Rp 50.000 per minggu, paket kue Rp 12.000 dan Rp 10.000, paket sembako Rp 9.000, paket beras Rp 6.000, paket daging Rp 8.000, paket rambak Rp 11.000, hingga paket minuman Rp 2.500 dan paket teh Rp 3.000. "Informasi yang kami himpun, jumlah korban kurang lebih 200 orang. Namun masih bisa bertambah dari beberapa desa lainnya," kata Andaru.
Arisan yang dikelola Mia ini bermasalah saat memasuki tahun ketujuh yang sudah dijalankan sejak tahun 2014. Mia kabur bersama uang arisan ratusan peserta lima pekan sebelum lebaran. Yakni pada 8 April 2021 lalu. "Total kerugian para korban diperkirakan Rp 1 miliar lebih. Untuk nilai pastinya masih kami dalami," tegasnya.
Andaru menerjunkan tiga tim untuk mengejar pelaku yang saat ini kabur bersama keluarganya. "Pelaku kabur bersama keluarganya ke Jawa Tengah. Kami kerahkan tiga tim untuk mengejar pelaku," tandasnya.