Elon Musk Cabut Larangan Iklan Politik di Twitter
Twitter dikabarkan akan mencabut larangan iklan politik di platformnya. Pendiri Twitter sebelumnya Jack Dorsey menetapkan larangan iklan politik sejak 2019.
Informasi itu dicuitkan akun Twitter Safety pada Kamis, 5 Januari 2023. Dalam utasnya, akun dengan verifikasi centang kuning, Twitter menyebutkan akan melonggarkan aturan terkait iklan yang disebut sebagai cause-based, terutana di wilayah Amerika Serikat. Twitter nantinya akan menyesuaikan kebijakan iklan politiknya sesuai dengan outlet media lainnya seperti televisi.
"Kami yakin iklan ini bisa memfasilitasi percakapan publik terkait topik penting," kata Twitter di utasnya.
We believe that cause-based advertising can facilitate public conversation around important topics. Today, we're relaxing our ads policy for cause-based ads in the US. We also plan to expand the political advertising we permit in the coming weeks.
— Safety (@Safety) January 3, 2023
Pesan berdasar atau cause-based akan diizinkan di Twitter termasuk yang memberikan pendidikan atau meningkatkan kesadaran atas sejumlah isu, seperti informasi pemilih, program pemerintah atau perubahan iklim, juga sensus, kata Lepala Keamanan dan Kepercayaan Twitter Ella Irwin, kepada Reuters, dikutip dari Al Jazeera, Kamis 5 Januari 2023.
Sebelumnya Twitter melarang iklan politik di tahun 2019 di tengah hujan kritik pada media sosial yang dituduh ikut menyebarkan kabar yang salah. Twitter juga membatasi iklan yang berkaitan dengan penyebab sosial.
"Kami percaya pesan politis harus diperjuangkan, bukan dibeli," kata Pimpinan Twitter saat itu, Jack Dorsey.
Diketahui pendapatan dari iklan politik menjadi salah satu bagian pendapatan Twitter di tahun 2018, menjelang pemilihan presiden. Jumlahnya kurang dari USD3 juta dari keseluruhan pendapatan Twitter.
Jika kebijakan baru diterapkan, maka Twitter akan memiliki kebijakan serupa dengan media sosial milik Meta dan Youtube. Hanya Tikyok yang masih melarang iklan bermuatan politik.
Advertisement