Elit Politik Jangan Cari Popularatis dengan Bohongi Rakyat
Pakar komunikasi Universitas Indonesia Effendi Gazali mengatakan, elit politik sebaiknya hanya berkata dan berpendapat berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan. Jangan memanas-manasi keadaan menjelang Pemilu 17 April 2019 nanti.
Elit politik harus melakukan itu dengan sungguh-sungguh, supaya masyarakat akar rumput tidak terprovokasi, sehingga Pemilu yang tinggal dua minggu lagi, dapat berlangsung aman dan sejuk. "Jangan mencari panggung dengan menebar hasutan dan fitnah," kata Effendi kepada ngopibareng.id, Rabu 3 April 2019.
Menurut Effendi, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto telah memberikan contoh yang baik ke masyarakat melalui pernyataan penutup saat debat keempat pilpres 30 Maret lalu.
Saat menyampaikan pernyataan penutup pada debat keempat pilpres, para kandidat capres menekankan bahwa yang terpenting bagi mereka adalah masa depan dan kesejahteraan rakyat. Sekarang masyarakat membutuhkan sosok politisi yang mampu menjadi teladan.
Jokowi menekankan soal bagaimana mencari solusi secara bersama-sama dalam mengatasi persoalan bangsa. Bahkan, ia memastikan persahabatan dengan Prabowo tidak akan putus meski kerap berbeda pendapat.
Jokowi dan Prabowo dinilai telah berusaha memberi contoh yang baik untuk masyarakat. Saat ini, republik ini sedang kehilangan keteladanan. Kehilangan contoh yang baik dari para elitnya.
"Suasana itu tidak terlihat dari para pendukungnya. Para pendukung pasangan calon cenderung saling serang," kata Effendi.
Salah satu faktor yang harus menjadi perhatian, kata pakar komunikasi UI tersebut adalah pernyataan para elite politik yang kerap memanaskan suasana.
Sementara, masyarakat akan mudah tersulut dan menimbulkan konflik dengan pernyataan-pernyataan elit politik yang kontroversial.
Oleh sebab itu, potensi konflik dapat diminimalkan dan dicegah jika para elit parpol tidak memperkeruh suasana.
'Para elit politik jangan memanas-manasi situasi. Jangan memperkeruh suasana. Berkata yang baik lebih penting dari sekadar menyerang lawan politik," kata Effendi Gazali. (asm)