Elektabilitas Airlangga Hartarto Tertinggi Versi Dinamika Survei
Menko Ekonomi Airlangga Hartarto memiliki elektabilitas tertinggi dan dianggap sebagai representasi sosok calon presiden yang diinginkan masyarakat.
Berdasarkan poling yang dilakukan Dinamika Survei Nasional perolehan Ketua Umum Partai Golkar itu 21,2 persen. Sementara, Prabowo berada di urutan dua dengan perolehan angka 16,2 persen. Urutan ketiga Ganjar Pranowo dengan perolehan 9,6 persen, Jendral Dudung Abdurachman (5,1persen), dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (4,3 persen).
Koordinator Dinamika Survei Nasional Permadi Yuswiryanto, dalam hasil survei terbarunya yang diterima ngopibareng.id Munggu, 9Januari 2022, menempatkan Puan Maharani pada urutan ke enam (3,6 persen).
Diikuti Moeldoko ( 3,3 persen), mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo (3,1 persen), Tito Karnavian ( 2,7 persen), Khofifah Indar Parawangsa (2,7 persen), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (2,6 persen) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (1,3 persen),
Lalu, Ketua Umum Partai Perindo, Harry Tanoesoedibjo (1,1 persen), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD (1,1 persen), dan Ridwan Kamil (0,7 persen). Responden yang menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan (undecided) sebanyak 21,4 persen.
Permadi Yuswiryanto, menjelaskan, kriteria sosok presiden pengganti Jokowi diungkap dalam beberapa pertanyaan yang dilakukan secara tertutup. Hasilnya, 91,8 persen responden menginginkan sosok presiden yang bekerja dan terbukti kerjanya memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat.
Kemudian, 76,7 persen responden menginginkan sosok yang berpengalaman di birokrasi pemerintahan serta memiliki dukungan parpol yang kuat di parlemen. Lalu, 62,8 persen responden menginginkan kriteria pemimpin yang merakyat.
Hasil temuan ini menunjukkan tren yang mulai bergeser dari sosok presiden yang merakyat sebelumnya ke sosok presiden yang program kerjanya bisa memberikan benefit dan peningkatan kesejahteraan pada masyarakat.
Dari responden yang disurvei ditemukan preferensi yang lebih kuat terhadap capres dengan latar belakang sipil, bukan militer. Sebanyak 53,2 persen responden mengaku tidak setuju atau sangat tidak setuju dengan pernyataan presiden sebaiknya memiliki latar belakang militer/polri. Sedangkan, yang setuju sebanyak 29,7 persen presiden berasal dari militer. Dan yang tidak menjawab/tidak sebanyak 17,1 persen.
Temuan ini tidak terlalu mengejutkan karena pemilih di dua pilpres memang cenderung melihat capres yang bukan hanya mereka yang pernah berkarier di sektor militer. Capres sipil justru memiliki peluang yang lebih besar untuk menang di alam demokrasi Indonesia saat ini, berkaca dari kesuksesan Joko Widodo di 2014 dah 2019 saat mengalahkan pesaingnya yang memiliki pengalaman di militer yaitu Prabowo Subianto.
Permadi Yuswiryanto menambahkan, dinamika politik mengakibatkan pergeseran pola pikir masyarakat dalam menentukan pilihan. "Persoalannya sekarang bukan pada suka atau tidak suka, tapi seperti itu hasil survei yang kami lakukan," katanya.
Dinamika Survei Indonesia juga memotret persepsi publik terhadap 2 tahun kinerja pemerintahan Jokowi - Maruf Amin dan preferensi terhadap partai politik serta sejumlah tokoh yang berpotensi menjadi capres. Hasil survei ini untuk memotret persepsi masyarakat dalam memberikan pilihan pada partai politik dan tokoh , jika pemilu digelar hari ini .
Pertama tentang pendapat masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi-Maruf Maruf Amin terhadap persoalan ekonomi akibat dampak Covid-19. Setelah dua tahun pandemi Covid-19 mempengaruhi kehidupan masyarakat, dari hasil survei didapati bahwa masyarakat memberikan respon positif terhadap kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2022.
"Masyarakat di Indonesia memiliki optimisme tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Dari hasil survey yang telah dilakukan, 76,7 % responden memberikan respons positif terhadap kondisi ekonomi masa depan. Sementara itu, 16,6 % responden memberikan respons yang pesimis terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Sisanya, sebanyak 6,7 persen dari total jumlah responden memilih netral.
Advertisement