Ekspresi Wiridan Warga Blitar Sambut 1 Suro Tahun Baru Hijriah
Mayoritas Desa Desa di Blitar Gelar Acara Baritan (Tolak Balak).
Teks Foto. 1.Acara baritan di Desa Bakung 2.Desa Jati Udanawu.3. Baritan di Desa Jambewangi Selopuro. Kusnin
BLITAR - Dalam rangka menyambut bulan Muharram 1446 Hijriah, Masyarakat diwilayah Kabupaten Blitar,mayoritas mengadakan kegiatan Baritan pada, Sabtu 6/7 2024. Acara dilaksanakan selepas Maghrib dan Isa' di beberapa titik di Desa.
Salah satunya di Dusun Tapan, Desa Bakung Udanawu. Khusus untuk Desa Bakung diadakan setelah salat Isyak, karena setelah mahgrib digunakan acara tahlil, tasbih dan tahmid dimushola dan masjid.
Baritan sendiri merupakan suatu tradisi, euforia yang dilakukan secara turun-temurun untuk menyambut datangnya bulan Muharram atau dalam istilah Jawa disebut bulan Suro.
Dikutip dari beberapa sumber, Baritan disebut juga upacara adat yang dilakukan setiap bulan Muharam/Suro. Baritan berasal dari kata rid/wiriddan yang berarti memohon petunjuk atau perlindungan dan keselamatan kepada Allah SWT.
Namun akibat pengaruh dialek setempat kata rid/wiridan berubah menjadi Baritan. Baritan ini dalam bahasa lain disebut tolak bala.
Baritan dilakukan melalui beberapa syarat diantaranya harus diadakan di perempatan jalan dusun karena barada di tengah-tengah sehingga memudahkan masyarakat berkumpul dan nasi Plontang...yakni nasi kuning dimasukkan wadah takir yang pinggirnya dilapisi Jannur Kuning.
Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Tapan Desa Bakung yang menggelar Baritan di jalan Desa. Ada 7 titik tempat acara.
Khusus Kepala Desa Bakung M.Soib sebagai pembuka jalanya acara, beliau menuturkan jika sudah selayaknya tradisi Baritan tetap harus dilestarikan, karena melalui Baritan bisa semakin dekat untuk menjalin silaturahmi antar masyarakat.
"Semoga menuju 1 Muharram 1446 Hijriah ini kita masih diberi kesempatan untuk menghirup udara bebas serta tetap teguh dalam keimanan dan menjadi insan yang lebih baik lagi dari segala sisi," ujar M.Shoib.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil yang dipimpin oleh KH Muhaimin serta diakhiri dengan doa oleh Kiai Imam Makrus. Acara dilanjut dengan rumah tambah alias makan-makan sebagai wujud menjalin keakraban antar masyarakat setempat.
Bahkan di Desa Bakung Udanawu ada tokoh masyarakat yang menggelar acara 6 hari berturut-turut nernams Sutikno ( Pak Tak ). Mulai Tgl 1 Muharam sampai Tgl 6 Muharam 1446 H.
Dengan rangkaian acara hari 1.Pawai Taaruf,2. Tahlil Akbar, 3.Tiban 4. Pengajian Akbar, 5.Wayang Kulit, dan 6. Jaranan untuk seni budaya masyarakat Mataraman. Demikian dilaporkan Imam Kusnin Ahmad.
Advertisement