Ekspresi Keagamaan Bagian dari Budaya, Selama Tak Langgar Syariat Bukanlah Bid'ah
“Jika ada yang melarang maka menjadi haram. Jika didiamkan atau tidak ada nash, maka menjadi mubah. Ekspresi keagamaan adalah bagian dari budaya, selama tidak melanggar syari'at bukanlah bid'ah,” ujar Yunahar.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yunahar Ilyas menegaskan, sikap Muhammadiyah dari awal berdiri terkait dengan budaya adalah inklusif dan tidak anti budaya.
“Di Indonesia, banyak yang ma’ruf dan sesuai dengan Islam. Turunan fikihnya, jika ada nash yang memerintahkan maka menjadi wajib. Jika ada yang menyarankan melakukannya menjadi sunnah. Jika ada yang menyarankan tidak melakukannya maka menjadi makruh.
“Jika ada yang melarang maka menjadi haram. Jika didiamkan atau tidak ada nash, maka menjadi mubah. Ekspresi keagamaan adalah bagian dari budaya, selama tidak melanggar syari'at bukanlah bid'ah,” ujar Yunahar, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Senin (2/7/2018).
Yunahar yang Wakil Ketua Umum Pusat Majelis Ulama Indonesia menegaskan, dalam beragama, ekspresi berbeda dengan syari’ah. Ekspresi timbul karena cinta.
“Dalam ibadah mahdah dan masalah akidah, Muhammadiyah tegas. Tetapi dalam budaya, Muhammadiyah harus jeli. Sebab budaya membutuhkan kreativitas atau bahasa arabnya bid’ah. Kita harus jeli mana yang tsabit (paten) dan mana yang mutaghayirat (boleh dikembangkan).
“Oleh karena itu visi tajdid kita adalah purifikasi (akidah dan ibadah) dan dinamisasi (budaya). Yang murni dimurnikan, yang budaya dikembangkan. Jangan terbalik, sampai timbul pluralisme dan lain-lainnya itu,” imbuh Yunahar.
Ia pun memberi sambutan Silaturahim Idul Fitri Keluarga Besar Muhammadiyah DKI Jakarta, Ahad (1/7). Pada acara yang digelar di Perguruan Muhammadiyah cabang Slipi Komplek, Jakarta Barat tersebut Yunahar menyoroti gejala adanya warga Muhammadiyah yang seringkali mempermasalahkan budaya-budaya di Indonesia apakah Islami atau tidak hanya berdasar pertanyaan ada hadisnya atau tidak.
Berjalan semarak, acara yang diikuti oleh anggota pimpinan wilayah, daerah, cabang dan ranting Muhammadiyah beserta Aisyiyah di DKI Jakarta beserta pimpinan majelis, lembaga, ortom dam Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan keluarga besar Muhammadiyah tersebut, kegiatan silaturahmi juga dihadiri oleh warga Muhammadiyah lain seperti Eko Patrio dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (adi)