Turun 30,33 Persen, Begini Kegagalan Ekspor Migas Jatim
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) melaporkan perkembangan ekspor impor Jatim per November 2018. Dalam laporannya, ekspor di Jatim mengalami penurunan mencapai 1.62 miliar dolar AS atau turun sebesar 21,11 persen dibanding bulan sebelumnya.
Oleh sebab itu, penurunan tersebut juga berdampak pada penurunan ekspor Minyak dan Gas (Migas) di Jatim, apalagi menjelang tahun baru 2019.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jatim, Satriyo Wibowo mengatakan, bulan November 2018, ekspor migas Jatim turun sebesar 30,33 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu 160,26 juta dolar AS menjadi 111, 66 juta dolar AS.
Namun, dibandingkan dengan November 2017, pada November 2018 ekspor migas Jatim menyumbang 6,91 persen.
“Dari data nilai FOB (Ribu USD), Oktober 2018 sebesar 160.262,02 dolar AS. Lalu pada bulan November turun menjadi 111.658,62 dolar AS,” ujar Satriyo saat jumpa media pada Senin 17 Desember 2018 di Kantor BPS Jawa Timur.
Indikasi penurunan ekspor migas pada beberapa negara seperti Tiongkok, Jepang hingga Amerika ini dilandasi kinerja pada beberapa subsektor migas. Salah satunya penurunan minyak mentah yang lumayan signifikan yang terjadi di November 2018 ini.
Sedangkan dari data year on year, nilai FOB pada migas bulan Januari hingga November 2017 mengalami peningkatan 1.101.307 dolar AS. Sedangkan pada bulan Januari hingga November 2018, ekspor mencapai angka 1.244.844,89 dolar AS.
Guna menutupi penurunan ekspor yang terjadi pada tahun 2028 ini, Satriyo mengaku jika Pemerintah Jawa Timur harus lebih berusaha lagi terkait kinerja ekspor migas. “Agar nantinya di tahun 2019, sektor migas dapat lebih ter-cover lagi," punglasnya. (amm)