Ekspor Keindahan Sekaligus Menambah Devisa, Bali Contohnya
Seni bukan saja menambah keindnahan. Tetapi juga bisa menambah devisa. Salah satu contohnya adalah seni patung.
Bali adalah gudang seniman patung. Sejak lama mereka memiliki keahlian memahat. Keahlian itu kini punya nilai tambah, karena seni patung dari Bali ternyata juga sangat diminati masyarakat luar negeri.
Dari ekspor patung-patung Bali, Indonesia memperoleh tambahan devisa yang tidak sedikit. Sejak awal tahun 2018 hingga memasuki bulan Maret saja, Bali meraup devisa sebesar 4,56 juta dolar AS dari ekspor patung dan aneka jenis cendera mata berbahan baku kayu selama Januari 2018, yang meningkat 1,44 juta dolar AS atau 46,20 persen dari bulan sebelumnya (Desember 2017) sebesar 3,12 juta dolar AS.
"Demikian pula dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 1,05 juta dolar AS atau 30,14 persen, karena Januari 2016 pengapalan patung itu hanya menghasilkan 3,50 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Rabu 14 Maret 2018.
Menurutnya, aneka jenis patung hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin dan seniman Bali itu memberikan kontribusi sebesar 8,56 persen dari total nilai ekspor Bali yang mencapai 53,24 juta dolar AS selama Januari 2018, atau naik 6,02 juta dolar AS atau 12,76 persen dibanding bulan Desember 2016 sebesar 47,22 juta dolar AS.
Total ekspor Bali tersebut dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya juga meningkat 14,11 juta dolar AS atau 36,08 persen, karena Januari 2017 pengapalan berbagai komoditas Bali tersebut menghasilkan 39,12 juta dolar AS.
Adi menambahkan, patung dalam berbagai bentuk dan ukuran Bali, paling banyak diserap pasar Amerika Serikat yakni 27,77 persen, Uni Emirat Arab (13,31), Perancis (5,93), Jerman (4,41) dan Spanyol tujuh persen.
Selain itu pasar Australia sebesar 2,19 persen, Singapura (1,33), China (0,67), Jepang (2,79), Hong Kong (0,36) dan sisanya 34,25 persen menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Adi menjelaskan, patung dan aneka jenis cendera mata berbahan baku kayu merupakan salah satu dari lima komoditas andalan ekspor Bali, disamping ikan dan udang yang memberikan andil 26,33 persen, pakaian jadi bukan rajutan 16,17 persen, perhiasan (permata) 13,85 persen serta produk perabot dan penerangan rumah 5,53 persen.
Sentra kerajinan pengembangan patung dan aneka jenis cendera mata berbahan baku kayu terdapat di Kabupaten Gianyar.
Sementara Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Bagawinata dalam kesempatan terpisah menjelaskan, eksor patung dan aneka jenis cenderama mata berbahan baku kayu selama 2017 mencapai 82,54 juta dolar AS, meningkat 2,11 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 80,84 juta dolar AS.
Dari segi volume pengapalan matadagangan tersebut meningkat 2,58 persen dari 33,74 juta unit pada tahun 2016 menjadi menjadi 34,61 juta unit pada tahun 2017.
Pengapalan patung dan aneka jenis cendera mata berbahan baku kayu tersebut mampu memberikan kontribusi 12,15 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 679,59 juta dolar AS selama 2017, meningkat 18,34 persen dari tahun sebelumnya 574,27 juta dolar AS. (an/bd)