Ekskavasi Situs Langlang Malang, Diduga Candi Abad 13
Proses ekskavasi atau penggalian struktur bangunan purbakala terus dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim). Proses ekskavasi dilakukan di Situs Langlang, Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Situs dengan struktur batu bata kuno tersebut, ungkap Kepala BPCB Trowulan Jatim, Zakaria Kasimin, dilakukan untuk menemukan struktur bangunan utuh. Kemungkinan ekskavasi harus dilanjutkan hingga tahun depan.
"Ekskavasi akan dilakukan sampai hari Minggu, 8 November 2020 dan kemungkinan akan kami lanjutkan pada 2021, semoga bisa," ujarnya pada Sabtu 7 November 2020.
BPCB Jatim kata Zakaria akan melakukan ekskavasi selama dua hari yaitu pada Sabtu 7 November 2020, hingga 8 November 2020, besok. Setelah ditemukan struktur utuh bangunan purbakala tersebut kata Zakaria maka perlu dilakukan penanganan lebih lanjut. "Perlu dilakukan penanganan. Tapi setelah melihat secara utuh struktur bangunan ini," katanya.
Selagi masih dalam proses ekskavasi lanjutan, Zakaria sudah berkomunikasi dengan warga sekitar untuk menjaga kelestarian Situs Langlang tersebut sampai ditemukan struktur bangunan secara utuh.
"Kami meminta pada masyarakat agar mengamankan. Mereka bersedia memagari dari bambu sebagai pengaman dan membuatkan atap agar tidak rusak terkena hujan," tuturnya.
BPCB Trowulan Jatim melakukan proses ekskavasi dengan ukuran lahan sekitar 6x6 meter persegi dengan panjang bangunan 40 centimeter, lebar 30 centimeter. Kemudian dimensi bata memiliki panjang 30 centimeter, lebar 28 centimeter dan tebal 10 centimeter.
Arkeolog Universitas Negeri Malang, Ismail Lutfi, menduga struktur bangunan tersebut merupakan bangunan candi pada masa Pra Singosari.
"Jika ditanya ini bangunan apa, lebih mengarah kepada candi. Secara kosmologi (bangunan) mengarah ke Timur. Di sana (Timur) ada gunung suci, Semeru. Pada masa Mpu Sendok (Mataram Kuno) masyarakat Singosari orientasi sucinya menghadap Gunung Bromo," tuturnya di lokasi ekskavasi.
Menurut pria yang juga Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Jawa Timur tersebut, ada dua kemungkinan periodisasi bangunan tersebut ada pada masa pra Kerajaan Singosari.
Namun, untuk menguatkan dugaan bahwa struktur batu bata tersebut merupakan candi, Ismail mengatakan perlu beberapa temuan pendukung seperti perigi atau sumuran.
"Kalau mengarah ke candi biasanya ada perigi atau sumuran. Ini belum kami temukan. Karena di sumuran itu biasanya diletakkan pripih. Relief yang sangat dibutuhkan untuk mendirikan bangunan suci," katanya.
Diberitakan sebelumnya, struktur bata kuno ditemukan di Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Awal penemuan bata kuno tersebut ketika tanah milik warga setempat yaitu Roni dilakukan dilakukan pengukuran tanah oleh tim Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), Eko Maulana pada 2019, lalu.
Advertisement