Tiga Tahap Ekskavasi Candi Patakan, Akhirnya Resmi Berakhir
Proses ekskavasi candi patakan tahap ke tiga resmi berakhir. Hal tersebut ditutup dalam acara pemaparan hasil ekskavasi oleh tim BPCB Jatim hari Sabtu 27 Juli 2019, di pendopo Lokatantra Lamongan.
Acara pertemuan itu dihadiri Bupati Lamongan Fadeli beserta Sekda Yuhronur Efendi, juga dari tim BPCB Jatim dan jajarannya.
Dalam forum tersebut, Bupati Lamongan Fadeli berkomitmen untuk melanjutkan proses ekskavasi tahap selanjutnya yang masih belum tuntas.
Kepala BPCB Jatim, Andi Muhammad Said menjabarkan dari ekskavasi yang hampir sebulan berlangsung, BPCB telah berhasil membuka bagian depan bangunan utama, yang disinyalir merupakan sebuah bangunan wihara.
Said mengakui ekskavasi tahap ketiga memang telah usai, tapi ekskavasi tahap selanjutnya akan tetap dilakukan oleh BPCB Jatim sembari terus berkoordinasi dengan Pemkab Lamongan. Untuk mengetahui bentuk candi secara menyeluruh, maka ekskavasi harus dilanjutkan kembali.
"Kami berhasil membuka bagian depan dari bangunan utama hingga ke struktur dasar, namun masih perlu dilakukan tahap ekskavasi selanjutnya. Tentu jadi kabar baik jika pemerintah lamongan mendukung," kata Andi saat pemaparan di depan Bupati Lamongan.
Mengingat biaya proses ekskavasi tidaklah sedikit, perlu dana yang melimpah serta dukungan dari pemerintah, untuk kembali melakukan tahap ekskavasi ke empat nanti.
Merespon hal itu, Fadeli berjanji akan secepatnya mengundang pakar sejarah dan arkeolog ke Lamongan untuk diskusi lebih lanjut tentang Situs Patakan, untuk menentukan langkah ke depannya.
Pemkab Lamongan juga akan merancang roadmap demi pengembangan Situs Candi Patakan.
"Karena ini menjadi satu-satunya yang ada di Jawa Timur, kami sepakat untuk mengangkat situs Patakan ini ke tingkat nasional. Untuk itu ekskavasi harus dilanjutkan, kami akan buat roadmap nya" kata Fadeli, Bupati Lamongan.
Sementara itu, Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, Situs Candi Patakan sangat berkaitan erat dengan Prasasti yang pernah juga ditemukan, yang sekarang disimpan di Museum Nasional.
Prasasti itu, mengisahkan tentang peresmian daerah Patakan menjadi Sima karena harus memelihara bangunan suci Sanghyang Patahunan.
"Berdasarkan sebaran tinggalan arkeologis di daerah Lamongan, tampaknya daerah ini memiliki nilai historis yang cukup erat dengan tokoh Airlangga, pendiri Kerajaan Kahuripan yang memerintah dari Tahun 1009 hingga 1042 Masehi", kata Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho.
Sekadar diketahui, situs candi Patakan ini menjadi unik dan satu-satunya bangunan candi di Jawa Timur, dimana telah ditemukan bangunan candi yang berfungsi sebagai wihara sekaligus menjadi pusat belajar agama.
Sebuah bangunan suci agama Budha, yang terdiri dari Wihara, Stupa, Pintu gerbang dan Dinding keliling. Hal itulah yang membuat situs Candi Patakan menjadi satu-satunya yang punya tipikal struktur bangunan seperti itu di Jawa Timur.