Ekskavasi Berakhir, Situs Pandegong Diyakini Tinggalan Mpu Sindok
Kegiatan ekskavasi Situs Pandegong yang berada di Dusun Kwasen, Desa Menganti, Mojowarno, Kabupaten Jombang, resmi berakhir Jumat 22 April 2022.
Ekskavasi tahap ketiga ini berhasil membuka banyak data dan fakta. Salah satunya, Situs Pandegong diyakini adalah peninggalan Kerajaan Medang yang didirikan Mpu Sindok pada 929 Masehi silam.
Ketua Tim Ekskavasi Situs Pandegong Vidi Susanto mengatakan, hipotesis mengenai Situs Pandegong sebagai peninggalan Mpu Sindok didasarkan pada denah bangunan candi dan gaya arca yang ditemukan. “Kami menemukan tiga perwara atau candi wahana sebelah barat candi utama,” katanya.
Ekskavasi tahap ketiga di Situs Pandegong berlangsung 13-22 April 2022. Selama 10 hari melakukan penggalian, tim membuka empat kotak gali seluas 64 meter persegi di sisi barat candi utama. Candi utama di Situs Pandegong sendiri menghadap ke tiga perwara tersebut.
Vidi menjelaskan, tim berhasil menampakkan seluruh dimensi perwara sisi selatan. Candi wahana ini berbentuk persegi 320x320 cm. Tinggi struktur yang tersisa 6-7 lapis bata merah kuno atau sekitar 60 cm. Sedangkan perwara tengah dan sisi utara baru bisa digali sebagian.
Karena terhalang makam di atas struktur purbakala tersebut, pihaknya berupaya mendapatkan izin tertulis dari pemerintah desa dan masyarakat setempat untuk membongkar makam. Sehingga ketiga perwara bisa ditampakkan pada ekskavasi selanjutnya.
“Kemungkinan tiga candi wahana ukurannya sama, hanya perwara tengah ada tonjolan di bagian timurnya sehingga panjangnya 360 cm,” jelas Vidi yang juga arkeolog BPCB Jatim ini.
Perwara atau candi wahana adalah tiga candi kecil di depan candi utama. Dalam konsep Trimurti Hindu, perwara untuk meletakkan arca makhluk yang menjadi tunggangan tiga dewa. Angsa diartikan sebagai tunggangan Dewa Brahma, garuda sebagai tunggangan Dewa Wisnu, sedangkan lembu sebagai tunggangan Dewa Siwa.
“Candi wahana tengah itu untuk tunggangan Dewa Siwa, utara Dewa Brahma, selatan Dewa Wisnu," terang Vidi. Tidak hanya itu, tim juga menemukan potongan arca nandi di antara candi utama dengan perwara. Fragmen arca berbahan batu andesit berupa kepala sapi atau lembu tersebut ditemukan di kedalaman 60 cm dari permukaan tanah.
Vidi memperkirakan, arca nandi tersebut diletakkan di atas candi wahana sisi tengah. Karena nandi merupakan tunggangan Dewa Siwa. “Temuan arca ini menguatkan tiga struktur yang kami temukan adalah candi wahana. Karena nandi tunggangan Dewa Siwa,” cetusnya.
Selama ekskavasi, tim juga melakukan penggalian sumur di tengah candi utama. Terletak di tengah permukaan atas bangunan. Sayangnya, penggalian hingga kedalaman empat meter lebih, tim tidak menemukan benda apapun.
Sebaliknya tim justru menemukan dugaan jika sumur pernah dijamah manusia pada masa lalu, dengan ditemukannya dua lubang di dinding sisi selatan sumur. “Ini menjadi bukti kalau di sini pernah ada penjarahan,” pungkasnya.