Eks Kapolres Malang Ngaku Tak Tahu Kejadian dalam Kanjuruhan
Mantan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengaku tidak mengetahui kondisi di dalam Stadion Kanjuruhan saat tragedi 1 Oktober 2023. Sebab, dirinya ketika itu berada di luar lapangan.
Hal itu diungkapkan Ferli, saat sidang lanjutan terdakwa Panpel Arema FC Abdul Haris dan Security Officer Suko Sutrisno, di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis, 19 Januari 2023, malam.
Ferli mengatakan, sempat berada di tribun VVIP saat babak pertama pertandingan Arema FC melawan Persebaya. Namun, dia bergegas turun ke lobi stadion ketika laga tersebut mendekati menit akhir.
“Menit 80-85 dari lobi saya minta kepada mobil Barracuda yang tadinya parkir untuk maju ke arah lobi,” kata Ferli, saat memberikan keterangannya.
Kemudian, Barracuda tersebut digunakan para pemain dan official Persebaya, saat pertandingan usai. Kendaraan itu dinilai aman untuk mengangkut tim Bajol Ijo sebutan untuk Persebaya meninggalkan Stadion Kanjuruhan.
Bahkan, Ferli langsung mendatangi tim Persebaya, usai wasit meniupkan peluit tanda pertandingan usai. Mereka diminta untuk segera meninggalkan lapangan dan tidak lama-lama di ruang ganti.
“Saya ke bench Persebaya, ketika peluit akhir dibunyikan. Saya sampaikan tolong semua pemain dan official segera ke luar lapangan,” ucapnya.
Ketika itu, Ferli bahkan menempel para pemain dan official Persebaya, mulai dari kamar ganti hingga mereka naik mobil Barracuda. Selain itu, dia juga berniat mengantarkan tim tamu hingga dipastikan aman.
“Setelah iring-iringan siap, saya berjalan, kendaraan mulai bergerak saya ikut dari samping tapi kendaraan berhenti, tidak bisa keluar area stadion, karena di depan ada massa yang menghalangi,” jelasnya.
Kemudian, Ferli memutuskan kembali untuk memastikan jika area Stadion Kanjuruhan sudah kondusif. Namun, ia dicegat seorang Aremania yang melaporkan ada suporter yang tergeletak di pintu 13.
“Kami ditemui oleh penonton yang baru saja keluar. Dia menyampaikan ‘Pak, ada yang tergeletak di pintu 13’, ketika kami jalan di lobi ada yang menyampaikan lagi, ‘Pak, di Pintu 13 ada yang terjepit,” ujarnya.
Saat dicek, Ferli melihat sejumlah korban dengan kondisi lemas sudah bergeletakan di depan pintu 13. Dia kemudian memerintahkan anggotanya untuk segera melakukan evakuasi.
Lebih lanjut, Ferli mengaku kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU), tidak mengetahui peristiwa yang ada di dalam stadion. Sebab, jajarannya tidak memberikan informasi apa pun terkait kejadian dalam Stadion.
“Saya tidak mendapatkan laporan apa pun dari dalam. Kami tidak tahu apa yang terjadi, karena enggak ada laporan. Kami waktu itu juga berfokus untuk evakuasi korban dengan cepat,” kata dia.
Tak hanya itu, Ferli menyebut jika anak buahnya sempat berbohong terkait penembakan gas air mata. Namun, mereka mengaku setelah beberapa hari setelah kejadian.
“Kesatuannya dari Brimob (yang bawa flash ball). Dari Polres Malang (juga bawa flash ball), Bidang Samapta,” tutupnya.
Advertisement