Eks Jubir Satgas Covid, Achmad Yurianto dapat Jabatan Baru Lagi
Achmad Yurianto tak lagi menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Jumat 23 Oktober 2020. Pria 58 tahun ini digeser menjadi Staf Ahli Menkes bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi.
Achmad Yurianto belum setahun menjabat sebagai Dirjen P2P. Ketika ditanyai lebih lanjut, ia menyebut pencopotannya ini terkait mutasi yang biasa terjadi di lingkungan kementerian.
"Ini kan mutasi biasa," ujarnya kepada awak media.
Posisi Dirjen P2P yang ditinggalkan Achmad Yurianto bakal diisi oleh pelaksana tugas. Sebelumnya publik mengenal Achmad Yurianto sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, sebelum akhirnya digantikan oleh Prof Wiku Adisasmito.
Harta Rp4,3 Miliar
Dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) di situs Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tahun 2019, Achmad Yurianto tercatat memiliki kekayaan Rp4,3 miliar.
Harta pria kelahiran 11 Maret 1962 ini pada 2015 sebesar Rp2,6 miliar. Saat itu, harta paling berharga adalah tanah dan bangunan di Kota Bogor senilai Rp1,3 miliar. Lalu, ia menyimpan giro dan setara kas dengan total nilai Rp668 juta.
Achmad Yurianto punya lima kendaraan bermotor dengan nilai Rp578 juta. Mobil termahal yang ia miliki saat itu adalah Kia Sportage tahun 2013 senilai Rp300 juta. Pada 2019, kekayaan Achmad Yurianto melesat ke angka Rp4,3 miliar. Tanah dan bangunan di Bogor yang ia miliki senilai Rp3,5 miliar.
Achmad Yurianto juga tercatat punya kas dan setara kas senilai Rp336 juta. Ia juga tercatat punya harta bergerak lainnya senilai Rp105 juta. Ia juga punya empat kendaraan yang ia miliki dengan total Rp405 juta. Mobil paling mahal masih Kia Sportage tahun 2013 dengan taksiran harga Rp200 juta.
Profil
Achmad Yurianto mulai mencuat di lingkungan Kementerian Kesehatan sejak 2015. Ia lebih banyak malang melintang sebagai dokter militer. Ia adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Achmad Yurianto memulai karirnya sebagai dokter militer tepatnya sebagai Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya pada 1987. Pada 2015, ia diminta Menteri Kesehatan saat itu Nila Moeloek untuk menempati posisi Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes. Pada 2019, suami Dwiretno Yuliarti ini pun dipercaya menjadi Sesditjen P2P.
Kini, selain menjabat Staf Ahli Menkes bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi, Achmad Yurianto juga tercatat mendaftar sebagai calon anggota Direksi BPJS Kesehatan periode 2021-2026. Ia akan bersaing dengan 183 orang pendaftar lainnya yang lolos seleksi administrasi pendaftaran.
Advertisement