Eks Bupati Bojonegoro: Solo Valley Werken untuk Jalan Tol Efisien
Suyoto, mantan Bupati Bojonegoro mengatakan, pemanfaatan tanah Solo Valey Werken untuk jalan Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban, akan efisien. Sebab lahan yang digunakan itu tidak perlu ada pembebasan.
”Tidak perlu pembebasan lahan,” ujar Bupati dua kali periode tahun 2008-2013 dan 2013-2018 tersebut pada Ngopibareng.id, Selasa 22 Februari 2022 malam.
Menurut Kang Yoto, sapaan akrabnya, dirinya tidak paham lagi secara teknis. Tetapi kalau soal banyaknya embung (waduk kecil) yang ada di tana Solo Valley Werkan, hal itu tidak masalah. Karena dulu embung-embung yang dibuat semasa dirinya menjadi bupati. Karena ditempatkan di Solo Valley Werken juga dengan alasan tidak perlu pembebasan lahan.
“Itung-itung memanfaatkan lahan yang sudah ada,” tandas pria kelahiran Desa Bakung Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro ini.
Tetapi, lanjut Suyoto, pembangunan Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban akan membuka pembangunan, terutama di Bojonegoro bagian selatan dan barat. Kawasan ini relatif tertinggal dibanding kecamatan lainnya.
Seingat Suyoto, proyeksi jalan Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban itu ada di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur. Bahkan wacananya sudah ada sejak tahun 2005 saat dirinya masih menjadi anggota DPRD Jawa Timur.
”Jadi, itu sudah lama rencana tol,” tandasnya.
Saat menjabat Bupati Bojonegoro, Suyoto mengusulkan dryport di dekat stasiun kereta api Bojonegoro. Gunanya mengiringi optimalisasi dua jalur kereta api. Hal itu akan menarik bagi industri ke Bojonegoro. Karena bisa dilalukan dengan cepat dan biaya murah.
Menurut Suyoto, Bojonegoro memerlukan akses barang keluar masuk. Dengan demikian, produksi di Bojonegoro akan membuat ekonomi tumbuh. Apalagi dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang kompetitif maka industri padat karya tertarik. Lapangan pekerjaan terbuka.
“Ini akan menjadi kunci percepatan penurunan kemiskinan,” tandasnya.
Seperti diketahui pembangunan jalan Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban sepanjang 116,7 kilometer di antaranya akan memanfaatkan tanah Solo Valley Werken. Tanah yang sebelumnya berupa sungai (kanal) bisa dimanfaatkan mengingat statusnya adalah tanah negara.
Menurut Sekretaris Daerah Bojonegoro Nurul Azizah jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) Pemerintah Pusat. Nantinya, jalan tol ini akan mengoneksi dengan Tol Solo-Ngawi-Kertosono.
”Ini proyek strategis nasional,” ujarnya pada ngopibareng.id Rabu 16-Februari-2022.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro Hanafi, proyek jalan tol ini telah dipaparkan Perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ridwan Hoesin di Bojonegoro, pada Selasa 15 Februari 2022. Intinya penyampaian proyek bernilai sekitar Rp 23,7 triliun lebih itu di antaranya memanfaatkan tanah Solo Valley Werken.
”Itu karena statusnya tanah negara. Jadi relatif mudah prosesnya,” ujarnya.
Dalam sejarah, Solo Valley Werken adalah kanal yang dibangun Pemerintah Belanda pada era Ratu Wilhelmina sekitar tahun 1930-an. Titik hulunya berada di Kecamatan Ngraho, atau berjarak sekitar 42 kilometer barat daya Kota Bojonegoro. Untuk di Bojonegoro, kanal dengan panjang sekitar 73 kilometer lebar 100 meter ini, dibangun untuk mengatasi krisis air, terutama di bagian selatan yang dahulu dikenal kering.
Pembangunannya hampir bersamaan dengan Bendungan Pacal (Waduk Pacal) berada di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro. Solo Valley Werken melewati beberapa kecamatan di Bojonegoro bagian selatan dan tengah. Mulai dari Kecamatan Ngraho, Padangan, Tambakrejo, Purwosari, Gayam, Kalitidu, Ngasem, Dander, Kecamatan Kota, Kapas, Balen, hingga ke Baureno.
Dikatakan oleh Hanafi, soal berapa kilometer tanah Solo Valley Warken di Bojonegoro yang dimanfaatkan untuk jalan, masih menunggu pendataan. Bisa saja, panjangnya antara 20 kilometer hingga 30 kilometer. Karena, sekarang ini pembangunan jalan tol masih dalam proses konsultasi publik.
“Kita belum tahu panjangnya, mungkin sekitar itu (20-30 km),” paparnya.
Advertisement