Resesi, Pemerintah Optimis Ekonomi Membaik di Akhir Tahun
Pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal ketiga (Q3) tahun 2020, mengalami pertumbuhan. Namun, karena pertumbuhan ekonomi secara tahunan (YoY) masih minus di angka -3,49 persen, dan kontraksi ekonomi pada kuartal kedua (Q2), 2020, Indonesia secara resmi memasuki jurang resesi.
Minusnya pertumbuhan ekonomi nasional disebabkan oleh pandemi Covid-19. Selain itu, hasil belanja di beberapa sektor ekonomi masih jeblok, dilansir dari siaran pers yang diterima Ngopibareng.id.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor konsumsi rumah tangga pada Q3, 2020 tercatat secara tahunan tumbuh -4,04 persen. Sementara sektor investasi juga berada di zona negatif, sebesar -6,48 persen.
Sedangkan, dari sektor perdagangan internasional alias ekspor juga mengalami pertumbuhan meski terkontraksi, dengan angka -10,82 persen, dengan laju penurunan impor yang lebih besar yakni -21,86 persen.
Sementara itu menurut Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, Arif Budimanta, pemerintah pusat sendiri, hingga kuartal ketiga (Q3) 2020 telah membelanjakan APBN senilai Rp1.840,9 triliun atau 67,2 persen dari total belanja negara. Angka ini naik 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama (QtoQ) tahun 2019 lalu.
Terlebih, khusus untuk program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, belanja yang sudah tersalurkan dari pemerintah pusat hinggal 23 September 2020 mencapai Rp268,3 triliun atau 38,6 persen dari total pagu anggaran.
Realisasi terus berkembang dan dipercepat oleh pemerintah pusat, berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo. Sehingga, pertanggal 2 November lalu, sudah terealisasi Rp366,86 triliun atau sekitar 52,8 persen dari total pagu Rp695,2 triliun.
Ia mengatakan, pada kuartal keempat (Q4) 2020, sisa anggaran pemerintah pusat akan terus disalurkan untuk menstimulasi perekonomian, khususnya ekonomi rakyat. Agar pertumbuhan ekonomi nasional mencapai angka yang lebih positif, saat tutup tahun nanti.
“Kami optimis, pemulihan ekonomi akan berada di trek yang tepat. Apalagi, sektor-sektor tertentu kini telah mulai bergerak. Itu tercermin dari indeks keyakinan konsumen dan indeks manufaktur yang kian membaik. Semoga ekonomi kita bisa tumbuh dengan baik,” katanya.
Advertisement