Efikasi Vaksin Sinovac 65,3 Persen, IDI Malang: Ideal 95 Persen
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah merilis efikasi atau tingkat penurunan penularan vaksin Sinovac sebesar 65,3 persen. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang Raya, tingkat efikasi tersebut memang belum ideal.
"Efikasi yang paling baik adalah sekitar 95 persen," ujar Ketua IDI Malang Raya, Djoko Heri pada Jumat 15 Januari 2021.
Jadi, kata Djoko, meskipun seseorang sudah dilakukan vaksin sebanyak dua kali tidak menutup kemungkinan yang bersangkutan tetap berpotensi terpapar Covid-19.
"Jadi walaupun sudah divaksinasi dua kali tetap ada kemungkinan terpapar Covid-19.
Demikian juga orang yang sudah terpapar Covid-19 sebelumnya, tetap bisa terkena Covid-19 lagi jika kekebalan tubuh yang terbentuk rendah," katanya.
Namun, ia menambahkan, terkait seseorang yang sudah pernah atau sembuh dari Covid-19 tidak perlu dilakukan vaksinasi lantaran masih belum diketahui tingkat keamanan vaksin ketika disuntikkan ke dalam tubuh penyintas Covid-19.
"Alasannya adalah belum ada penelitiannya. Sehingga sampai dengan saat ini belum berani memberikan vaksinasi kepada orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19, karena belum tahu efikasi dan keamanannya," ujarnya.
Meski tingkat efikasi vaksin Sinovac yang beredar di Indonesia berada di bawah batas ideal vaksin menurut medis. Djoko mengatakan, dalam kondisi kedaruratan saat ini hal itu diperbolehkan, untuk segera menurunkan risiko penularan Covid-19.
"Tetap vaksin ini kan penggunaan darurat. Jadi sesuai kriteria World Health Organization (WHO) jika lebih dari 50 persen efikasinya, maka bisa dipakai untuk keadaan darurat," katanya.
Maka dari itu, Djoko menyatakan, meskipun seseorang sudah dilakukan vaksin sebanyak dua kali, seluruh masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 agar virus corona tidak menyebar antar orang per orang.
"Karena masih tetap ada kemungkinan bisa terkena Covid-19. Maka dari itu harus tetap taat melaksanakan protokol kesehatan," ujarnya.