Edukasi Warga Kediri, Ecoton Ajak Pantau Air Sungai Brantas
Sejumlah masyarakat di Kota Kediri mendapatkan edukasi sekaligus pelatihan pemantauan kualitas air sungai. Kegiatan ini diinisiasi oleh Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton), Sabtu 24 Desember 2022.
Masyarakat yang ikut dalam kegiatan ini berlatar belakang dari komunitas. Mulai dari komunitas Hijau Daun, Sekolah Alam Ramadhani, Kadulipah, Komunitas Sumber Banteng Tempurejo, serta dari akademisi mahasiswa pecinta alam UNP Kediri dan IAIN Kediri.
Di lokasi mereka langsung praktik melakukan pemantauan kualitas air Sumber Banteng dan Sungai Brantas di wilayah Kecamatan Mojoroto, dengan menggunakan parameter TDS, PH, nitrat, nitrit, fosfat dan mikroplastik. Peserta pelatihan juga diajak untuk mengidentifikasi langsung mikroplastik dengan menggunakan miskroskop portable.
"Kami melakukan pengambilan sampel air di titik lokasi, di antaranya dua titik di Sumber Banteng, satu titik di Sungai Brantas. Sementara di Sumber Banteng kami mengambil di kolam sumber mata airnya dan kolam yang telah berisi ikan-ikan" kata Eka Chlara Budiarti saat berada di sesi diskusi siang itu.
Dari hasil pemantauan tersebut diperoleh fosfat 10, nitrat 5, ph 6.82, TDS 280 ppm, suhu 26.5 C pada lokasi pertama, yakni kolam sumber mata air. Sementara di lokasi kedua, kolam yang berisi ikan-ikan diperoleh fosfat 5 – 15, nitrat 5, ph 6.85, TDS 270 C, suhu 26,9 C. Dan di lokasi ketiga, yakni di Sungai Brantas diperoleh fosfat di atas 30, nitrat 4, ph 7.54, TDS 180 ppm, suhu 31.6 C. Ungkap Zainura Nada Pertiwi salah satu peserta pelatihan
Eka Chlara menambahkan pada pengukuran kualitas air tersebut, parameter seperti fosfat ditemukan telah melebihi baku mutu menurut PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di Sumber Banteng lokasi 1 dan 2, fosfat sebesar 10 – 15 melebihi baku mutu sebesar 0,2. Sementara fosfat di Sungai Brantas sebesar 30 ke atas juga melebihi baku mutu.
Pada pengujian mikroplastik, hasil menunjukkan lokasi 1 terdapat 3 partikel mikroplastik (PM) berjenis fiber di kolam mata air, 2 PM berjenis fiber dan 4 PM berjenis filamen di kolam berisi ikan, serta 10 PM berjenis fragmen di sungai Brantas.
Dikatakan Sunarno salah satu warga yang turut serta dalam pelatihan, "Pertama kalinya tertarik dengan pelatihan ini adalah anak saya Majdid Panjalu saat saya melihatkan poster kepadanya, ini adalah kegiatan yang baru dan bagus bagi Madjid. Melalui kegiatan ini saya ingin dia melihat dan merasakan langsung gimana kondisi Sungai Brantas," ungkap pria yang juga seorang dosen Psikologi tersebut .
Advertisement