Edukasi Difabel, OJK Jember Dorong Kesetaraan Akses Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember memberikan perhatian khusus bagi penyandang disabilitas, terutama berkaitan dengan literasi keuangan. Sejauh ini, literasi keuangan bagi masyarakat penyandang disabilitas masih rendah.
OJK Jember memberikan edukasi keuangan dan investasi keuangan bagi penyandang disabilitas, di Kafe Tebing Taman Botani Sukorambi, Selasa, 21 November 2023 sore. Para penyandang disabilitas mendapatkan ilmu tentang memilih Lembaga keuangan dan tempat investasi yang aman, termasuk investasi emas.
Kepala OJK Jember, Hardi Rofiq Nasution mengatakan, penyandang disabilitas memiliki kreativitas inklusif dalam bidang ekonomi. Kreativitas penyandang disabilitas tidak kalah dengan masyarakat non disabilitas.
Namun, pemahaman mereka terkait literasi keuangan masih rendah. Mereka masih rawan terjerat pinjaman online ilegal dan investasi bodong.
“Kita berupaya memberdayakan penyandang disabilitas. Meskipun mereka memiliki cukup banyak uang, namun tidak bisa mengelola dengan baik, bisa bahaya,” terang Hardi.
Ia memastikan penyandang disabilitas memiliki akses terhadap layanan keuangan yang setara dengan masyarakat lainnya. Kendati demikian, Hardi meminta para penyandang disabilitas selalu waspada, terutama berkaitan dengan layanan keuangan digital.
Para penyandang disabilitas harus bisa membedakan layanan keuangan bodong dan legal. Selain logis, penyedia layanan keuangan yang dituju juga harus legal.
Para penyandang disabilitas yang masih ragu terhadap legalitas Lembaga keuangan tertentu, bisa berinteraksi langsung dengan OJK.
Selain itu, mereka juga diminta tidak mudah mengklik aplikasi APK yang biasanya dikirim melalui WhatsApp. Sebab, aplikasi tersebut merupakan tindak kejahatan social engineering hanya akan mengambil data-data penting korban, termasuk PIN dan password M-Banking.
Masyarakat yang menjadi korban social engineering, dipastikan tidak akan bisa mendapatkan uang yang telah dikuras oleh pelaku, kecuali pelaku berhasil ditangkap polisi. Namun, kenyataannya para pelaku sejauh ini sulit dideteksi keberadaannya.
OJK Jember juga mengajak para penyandang disabilitas agar bijak dalam memilih tempat berinvestasi. Jangan sampai hanya karena melihat bunga tinggi langsung tergiur.
Hardi juga menjelaskan, pembekalan edukasi keuangan bagi penyandang disabilitas akan dilakukan secara berkelanjutan. OJK Jember secara bergantian akan mengedukasi penyandang disabilitas yang berada di wilayah kerja OJK Jember, mulai Jember, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, dan Lumajang.
Selain penyandang disabilitas, OJK Jember juga akan mengedukasi ibu-ibu dan masyarakat yang berada di tempat tertinggal. Termasuk juga nantinya akan melakukan hal yang sama bagi keluarga yang memiliki anak dengan kondisi stunting.
Hardi berharap edukasi keuangan bagi para penyandang disabilitas dapat meningkatkan perekonomian mereka.
“Harapan dari kegiatan ini agar mereka lebih produktif, sehingga inflasi akan berkurang. Mereka juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan. Kalau itu terjadi dipastikan inflasi akan turun,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu warga penyandang disabilitas, Sutopo, warga Kecamatan Sumbersari mengatakan edukasi ekonomi digital dan literasi keuangan menjadi pengetahuan yang baru bagi para penyandang disabilitas. Sejauh ini, pemahaman terhadap literasi keuangan masih rendah, karena para penyandang disabilitas kebanyakan hanya lulus SMP.
Sejauh ini, dalam upaya pengembangan industri kreatif hanya mengandalkan jaringan mandiri, belum masuk ke Lembaga-lembaga formal. Sebab, Lembaga-lembaga formal yang ada di Jember sampai saat ini belum terlalu ramah difabel.
“Inginnya masuk ke Lembaga-lembaga formal, namun Lembaga formal sampai saat belum terlalu ramah difabel. Akhirnya kita mandiri, bergerak di bidang usaha nonformal, ada pedagang, kuliner, dan kerajinan tangan,” tuturnya.
Advertisement