Edukasi Bahaya Covid-19 Melalui Pameran Seni Rupa
Sejak 2 hari belakangan tampak berbeda di ruang tunggu Balai Kota Kediri di jalan Basuki Rahmat, Kota Kediri. Setiap sudut terpajang puluhan karya lukis, foto, dan seni rupa 2D serta 3D.
Ini merupakan hasil karya seni dari 22 seniman yang ada di Kota Kediri. Mereka menggelar pameran seni rupa secara virtual di Balai Kota Kediri.
Panitia Pelaksana, Imam Mubarok mengatakan, pameran seni rupa ini merupakan refleksi akhir tahun. Kali ini mengambil tema "Rupa Pandemi Kita".
Kata Imam, alasan dipilihnya balai kota karena untuk menghindari terjadinya kerumunan. Pria yang akrab disapa Gus Barok menambahkan, karya lukis, foto dan seni rupa 2D serta 3D memiliki pesan kepada masyarakat agar tetap waspada tentang bahaya penyebaran covid-19.
"Ada pesan yang disampaikan lewat seni, baik seni lukisan maupun seni instalasi yang memiliki makna penting, yakni penanganan pandemi covid-19 bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab kita semua," kata pria yang juga dosen sebuah perguruan tinggi di Kediri.
Di samping seni lukis dan seni instalasi, turut dipamerkan 40 karya foto dari fotografer media, foto dokumentasi satpol PP Kota Kediri, dan foto dokumentasi Polres Kediri Kota.
Kumpulan foto ini secara garis besar mempertontonkan tentang semua kegiatan yang berhubungan dengan penanganan covid-19.
"Semua foto menggambarkan, kegiatan satpol PP sebagai pelaksana yustisi. Kepolisian juga ikut hadir. Juga ada pernik-pernik masyarakat secara umum baik penyintas covid-19. Bagaimana kehidupan mereka, bagaimana penerima bansos, dan ada juga foto-foto tentang pemakaman pasien covid-19," kata Gus Barok.
Gus Barok mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada, karena bahaya covid-19 ini ada dan nyata.
Dari puluhan karya seni yang dipamerkan, ada salah satu karya yang menarik perhatian pengunjung. Karya ini dinamakan seni instalasi sambung dungo. Sambung dungo memiliki pengertian sebuah pengharapan ketika manusia berihtiar.
"Selain doa kita bisa menggunakan media tertentu, salah satunya dupa. Dupa yang kita gunakan adalah kayu garu. Kayu garu memiliki khasiat menghancurkan virus dan bakteri. Ini karya seni saya," kata budayawan tersebut.
Karya seni instalasi sambung dungo ini bentuk fisik berupa 2 patung pengantin loro blonyo yang sedang memakai masker. Diantara dua patung tersebut terdapat dupa dan keris.
"Miniatur covid ini ditaruh di atas dupa supaya menjadi toleran. Sama-sama makhluk Gusti Allah, ayo kasihan manusia dan sebagainya, berdamailah. Keris ini sebagai doa pengharapan kepada Allah SWT agar wabah segera berakhir," katanya.
Sementara itu seniman yang ikut dalam pameran seni, Bambang mengatakan, bentuk karya seni ini dibuat untuk menyikapi persoalan pandemi saat ini. Salah satu karya seni lukis ini ada yang dibuat di awal pandemi dan ada juga yang masih baru.
"Macam-macam mas. Ada yang dibuat beberapa bulan yang lalu. Ada juga yang baru," katanya.
Advertisement