Edi Sedyawati, Maestro Seni Pertunjukan Telah Pergi
Kabar duka bagi kalangan kesenian dan kebudayaan di Indonesia. Prof. Dr. Edi Sedyawati, pakar seni pertunjukan, meninggal dunia pada Sabtu, 12 November 2022. Dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ), mengembuskan nafas terakhir dengan tenang di antara keluarganya di Jakarta.
"Assalamualaykum warohmatullohi wabarokaatuh. Inalillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka sedalamnya atas wafatnya Guru kita tercinta Prof. Dr. Edi Sedyawati. Semoga almarhumah memperoleh tempat terindah disisi Allah. Aamiin ya Robbal Aalamiin," demikian beredar kabar duka di kalangan kesenian, termasuk disampaikan Sonny Sumarsono, Sabtu 12 November 2022 usai subuh.
Edi Sedyawati, dikenal pengamat seni pertunjukan. Di antaranya karyanya, buku berujudul Pertumbuhan Seni Pertunjukkan yang sangat populer pada tahun 1990an.
Prof Dr Edi Sedyawat binti Iman Sudjahri, jenazah disemayamkan di Taman Lembang no 21 Menteng, Jakarta dan akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Jakarta.
Almarhumah meninggalkan dua orang putra, Teguh Antanwikrama dan Bima Sinung Widagdo, dan dua menantunya Mayuko Haznam dan Reina Tamara Kreefft, serta sejumlah cucu, antara lain Irsyad Agni Sudhirajati, Safiya Kanna Satyawadhini, Ryota Aprameya Pratapa, Nasya Imani Zulaika dan Abhirama Sharif.
Prof. Dr. Edi Sedyawati pada 28 Oktober 2022 yang lalu, terhitung berusia 84 tahun.
Perempuan yang sibuk
Kesibukannya sehari-hari beberapa tahun sebelum ini masih seputar memeriksa tesis, skripsi, disertasi, persiapan mengajar, melaksanakan penelitian, ia sering juga diminta ikut serta dalam simposium, konferensi, seminar, baik di dalam negeri maupun luar negeri, bahkan menari.
Hobinya memotret dan menyetir mobil sudah lama sekali terpinggirkan. Kiprahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya bagi para pemuda dan pemudi tanah air serta pegiat kesenian dan kebudayaan, selain para seniman tari.
Edi Sedyawati sempat berpesan untuk para generasi muda kini hanya satu kata: “Hati-hati…”. Ia berujar lirih namun tegas menandaskan sekali lagi.
Pentas Ilmu di Ranah Budaya
Dalam catatan Tempo, pada 25 Januari 2011, buku Pentas Ilmu di Ranah Budaya: Sembilan Windu Prof. Dr. Edi Sedyawati diluncurkan dan didiskusikan secara terbuka di Bentara Budaya Bali.
Bunga rampai ini merangkum 57 artikel dari seniman, akademisi, serta budayawan terkemuka, dengan topik bahasan yang luas; terkait bahasa, kesenian, organisasi sosial, religi, bahkan sistem ekonomi dan teknologi.
Prof. Dr. Edi Sedyawati lahir di Malang, 28 Oktober 1938, alumnus Arkeologi Universitas Indonesia (1963). Pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1993-1999) dan Governor Asia-Europe Foundation untuk Indonesia (1999-2001), Pembantu Rektor I Institut Kesenian Jakarta, Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (1971-1976).
Sejak tahun 1990 hingga saat ini menjabat sebagai Penasihat Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Karya-karya tulisnya meliputi bidang-bidang studi arkeologi, sejarah, kesenian, ikonografi, filologi, dan tari telah diterbitkan di berbagai media massa. Disertasinya ”Pengarcaan Ganesa Masa Kadiri dan Singhasari: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian” (lulus dengan yudisium magna cum laude) telah diterbitkan oleh EFEO, LIPI, dan Rijksuniversiteit Leiden tahun 1994.
Terjemahan bahasa Inggris diterbitkan sebagai Verhandelingen, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV), No. 160, Leiden 1994, berjudul Ganesa statuary of the Kadiri and Singhasari periods, A study of art history.
Edi Sedyawati dianugerahi penghargaan, antara lain Bintang Mahaputera Utama (1998); bintang ‘Chevalier des Arts at Lettres’ dari Pemerintah Prancis (1997); Satyalancana Karya Satya 30 Tahun (1997); Bintang Jasa Utama Republik Indonesia (1995); dan Hasil Penelitian terbaik UI bidang Humaniora (1986).
Sewaktu mendirikan Jurusan Tari di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di tahun 1970-an, Edi Sedyawati mengandalkan minat dan penelitiannya tentang sejarah tari Jawa dan Bali serta memanfaatkan pengalamannya dalam menyusun kurikulum di tempatnya mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Untuk lebih memantapkan bidang kesenian, Edi Sedyawati mengikuti kursus etnomusikologi di East-West Center, Honolulu, Hawaii, AS, 1975.