Eddy Merckx: Pogacar akan Jadi Legenda Balap Sepeda
Debat tentang siapakah pembalap terbaik tidak akan pernah habis. Rekor demi rekor akan terus dipecahkan seiring waktu.
Baru-baru ini, Tadej Pogacar memecahkan rekor baru. Rekor yang bertahan selama 37 tahun. Yakni, menjadi juara dua GrandTour di tahun yang sama, sekaligus juara dunia!
Ya, tahun 2024 ini merupakan tahun emas untuk pembalap asal Slovenia ini. Dia memenangkan pink jersey Giro d’Italia, yellow jersey Tour de France, dan rainbow jersey UCI World Championship.
Memang sejak Pogacar menjadi pembalap profesional di tahun 2019, dia kerap disebut sebagai pembalap hebat. Bahkan, seorang legenda balap, Eddy Merckx-pun mengakui hal itu kepada media L’Equipe.
“Sudah sangat jelas, dia sudah melampaui saya,” tutur Merckx memuji Pogacar. Menurutnya, hal itu sudah terlihat saat dia memenangkan Tour de France terakhirnya (bahwa Pogacar lebih hebat darinya). “Dan malam ini, segala keraguan sirna. Benar-benar dia lebih hebat dari saya,” imbuhnya setelah Pogacar menerima gelar juara road race UCI World Champion.
Triple crown (Giro, TdF, dan World Champion) diraih dalam setahun untuk pertama kalinya oleh Merckx di tahun 74. Lantas, Stephen Roche juga meraihnya di tahun 1987.
Disusul Annemiek van Vleuten di tahun 2022 sebagai pembalap perempuan pertama yang meraih triple crown. Dan 37 tahun kemudian, Pogacar meraihnya lagi sebagai pembalap pria ketiga yang membawa pulang tiga piala sekaligus.
Merckx juga mengakui kemenangan Pogacar di UCI World Championship hari Minggu, 29 September itu merupakan hal yang luar biasa.
Pogacar melakukan serangan ketika balapan di Zurich, Swiss ini kurang 100 km. Cara ini berhasil mengalahkan Ben O’Connor (Australia) menjadi juara dua membawa pulang medali perak. Dan Mathieu van der Poel (Belanda) membawa pulang medali perunggu.
“Memang tidak bisa dibandingkan karena berbeda era, tetapi harus diakui bahwa Pogacar adalah pembalap yang hebat,” bilang Merckx.
“Saya tidak akan melakukan serangan sejauh 100 km. itu sangat beresiko karena ada Van der Poel dan Remco Evenepoel. Tapi Pogacar tidak takut akan hal itu. Dia adalah pembalap tulen! Dia bukan pembalap biasa!” jelas Merckx.
Satu pencapaian Merckx sudah disamai oleh Pogacar. Tetapi masih adalagi beberapa rekor yang Merckx yang bisa dikejar oleh pembalap 27 tahun ini.
Salah satunya adalah Merckx sudah memenangkan setiap balap Grand Tour sebanyak lima kali. Pogacar baru memenangkan Tour de France tiga kali. Giro d’Italia satu kali. Dan belum pernah juara Vuelta a Espana.
Begitu pula dengan balapan Monument Classic. Merckx sudah memenangkan 19 balapan. Sedangkan Pogacar baru enam kali. Liege-Bastogne-Liege (2021 dan 2024).
Lalu Il Lombardia (2021, 2022, dan 2023). Dan Tour of Flanders (2023). Nanti, 12 Oktober, Pogacar akan mengikuti Il Lombardia lagi dan berpeluang membawa pulang kemenangan.
Kita nantikan saja rekor-rekor yang akan dipecahkan dan diraih oleh Pogacar beberapa tahun ke depan ini. “Pogacar akan menjadi legenda balap sepeda,” tutup Merckx memprediksi masa depan.