Ecoton Temukan Ratusan Partikel Mikroplastik di Sungai Surabaya
Lembaga Ecological Ebservation dan Wetlands Conservation (Ecoton) melakukan penelitian mikroplastik di sejumlah sungai di Surabaya. Selain sungai Kalimas, sebelumnya penelitian sudah dilakukan di sungai Surabaya, Petekan, Mlirip dan Porong. Penelitian ini didasari informasi banyaknya mikroplastik yang terkandung di perut ikan, air hujan, serta air minum kemasan.
“Penelitian mikroplastik ini merupakan isu baru. Awalnya kami melihat fenomena banyak mikroplastik yang ada di air kemasan, air hujan dan lambung ikan. Akhirnya kami tertarik untuk menguji dna mebuktikan,” kata Daru Rini, Manajer Program Pengembangan Ecoton pada Rabu, 8 Juli 2020.
Daru Rini menyebut, penelitian pertama kali dilakukan di kali Surabaya. Di dalam lambung salah satu ikan ditemukan plastik berukuran mikro pun makro. Mulai dari tali rafia hingga kantong kresek. Mengetahui fakta tersebut, tim Ecoton memulai penelitian ke beberapa sungai dalam rangka mencari sumber plastik.
Di sejumlah sungai Surabaya sendiri tercatat ada sekitar 20-40 partikel per meter kubik. Sedangkan di Sungai Porong yang berdekatan dengan pabrik kertas terhitung sekitar 100-200 partikel per meter kubik. Selain mikroplastik sejumlah logam berat seperti timbal, kromium, dan kadmium.
Logam berat tersebut yang terakumulasi dalam jumlah besar jika terkonsumsi manusia dapat menggangu sistem reproduksi. Seperti kemandulan dan keguguran. Sedangkan, jika tertelan ikan akan menghambat sistem pernafasan dan pencernaannya.
“Kami kemarin menemukan banyaknya partikel mikroplastik di sungai yang berada dekat dengan industri. Selain itu, juga ada berbagai logam yang berbahaya seperti timbal dan kromium. Dampak ke manusianya berpengaruh ke sistem reproduksi, jika ke hewan pernafasan dan pencernaannya terganggu,” tambah Daru Rini.
Untuk mengatasi hal ini Daru pun mendorong pembebanan pengelolaan limbah plastik kepada produsen. Selain itu, mengimbau pemerintah agar mengeluarkan kebijakan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai. Ibu ketiga anak itu juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dengan tidak membuang plastik di sungai.
“Semua sampah plastik dikembalikan ke produsen, mereka harus bertanggung jawab pengelolaan sampahnya. Pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan pelarangan penggunakan sampah sekali pakai dengan berganti ke cara tradisional. Masyarakat juga sadar tidak membuang ke sungai,” tutup Daru Rini.