Ecoton Sebut Kondisi Sungai Brantas Berbahaya untuk Biota
Peneliti konservasi lahan basah Ecoton telah melakukan kegiatan biotilik atau biomonitoring kualitas air sungai Brantas di Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
Kegiatan biotilik atau biomonitoring adalah salah satu metode pemantauan kesehatan sungai dengan menggunakan indikator makro invertebrata meliputi capung, bentos, siput, udang dan cacing.
“Berdasarkan hasil uji kualitas air melalui parameter fisika kimia ternyata didapatkan kadar fosfat, nitrat dan nitrit yang melebihi baku mutu,” ujar Divisi Edukasi Ecoton, Alaika Rahmatullah, Selasa 13 Desember 2022.
Hal ini kata Alaika tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan Hidup.
“Setelah dilakukan pengecekan, didapatkan hasil yaitu Fosfat 50 mg/l, nitrat 50 mg/l, nitrit 0,3 mg/l. Jauh di atas baku mutu, sedangkan normalnya fosfat 0,01 mg/l, nitrat 10 mg/l dan nitrit 0,06 mg/l,” katanya.
“Hal ini bisa dapat mempengaruhi konsentrasi oksigen dalam air sehingga menyebabkan kematian biota,” katanya.
Selain itu kata Alaika, kadar nitrat dan nitrit yang tinggi akan berdampak pada pengikatan sel hemoglobin atau pembuluh pembawa oksigen dalam tubuh ikan sehingga akan membuat ikan mati lemas.
“Pencemaran ini tidak menutup kemungkinan akibat aktivitas buangan limbah domestik dan juga kontaminasi dari aktivitas pertanian,” ujarnya.