Ecoton Sebut Bandeng dan Udang Sidoarjo Terindikasi Mikroplastik
Dari hasil survei-survei awal, Ecological Observations and Wetlands Conversation (Ecoton) menduga udang dan bandeng yang ada di tambak-tambak di Sidoarjo terkontaminasi mikroplastik.
"Udang juga ada mikroplastiknya. Tetapi, kami belum (meneliti), masih survei-survei awal. Ada indikasi mikroplastik telah mengkontaminasi udang dan bandeng dalam tambak," kata Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi di Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019.
Hal tersebut disampaikannya usai Report Launch and Film Screening "perdagangan sampah plastik" di Kantor Walhi, terkait hasil temuan limbah plastik impor di pabrik kertas di Jawa Timur.
Prigi mengatakan dugaan kontaminasi mikroplastik di tambak itu beralasan karena sebelumnya Ecoton pernah meneliti dan menemukan bahwa 80 persen ikan di Sungai Brantas terkontaminasi mikroplastik.
Apalagi, kata dia, tambak-tambak di Sidoarjo merupakan hilir dari Sungai Porong yang menjadi tempat pembuangan limbah cair dari pabrik kertas di kawasan itu.
Ia mengatakan survei awal dilakukan dengan membeli ikan bandeng dan udang dari tambak dan ternyata menemukan kandungan mikroplastik
"Kami beli bandeng lima ekor dan udang windu sekilo. Indikasinya kuat, karena kami pernah melakukan penelitian di air lepas (Sungai Brantas). Nah, bagaimana sekarang di tambak," katanya.
Prigi tidak ingin pemerintah terlambat untuk mengambil langkah sehingga Ecoton mendorong Dinas Perikanan setempat untuk bersama-sama melakukan penelitian.
Sebelumnya, hasil penelitian dari Ecoton menunjukkan sekitar 80 persen perut ikan di Sungai Brantas mengandung mikroplastik dan mikrofiber.
Mikroplastik dan mikrofiber adalah serat plastik berukuran sangat kecil yang dapat mencemari dan sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan tubuh.
Penelitian itu, kata Prigi, dilakukan Ecoton dengan mengambil sampel ikan nila, jendil, rengkik, keting, bayer merah, dan bader putih di Sungai Brantas.
Menurut dia, kondisi ikan-ikan tersebut dipengaruhi limbah popok di Sungai Brantas yang tak serius ditangani Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Seiring waktu, limbah popok sekali pakai yang terendam dan terkena sinar matahari itu terurai menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dan tertelan ikan. (ant/wit)