Ecoton Duga Ikan Mati di Sungai Berantas Karena Limbah Pabrik
Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menduga fenomena ikan mabuk di Sungai Brantas wilayah Desa Cangkir hingga wilayah Warugunung, Surabaya, karena limbah industri.
"Jenis ikan yang ditemukan adalah Rengkik, Keting, Bader, Nila dan Mujair," kata Manager Kampanye Ecoton, Diki Dwi Cahya, Selasa, 24 Mei 2022.
Diki mengatakan, berdasarkan catatan Ecoton, peristiwa ikan mabuk di sungai Surabaya tidak hanya kali ini saja. Akan tetapi, terjadi pada setiap tahun dan tidak ada langkah penyelesaian yang dilakukan.
"Sudah lama saya tak melihat tangkapan ikan sebesar ini selama beberapa tahun terakhir. Berarti fenomena ikan mabuk ini sangat besar,” jelasnya.
Atas terjadinya peristiwa tersebut, Ecoton menduga hal itu disebabkan limbah industri. Lantaran, ikan yang ditemukan mati atau mabuk berukuran besar dan kematian ikan yang sangat banyak.
“Menurut saya, jika terus begini kelestarian lingkungan kali Surabaya bisa terancam. Selain itu, membuat induk ikan akan mati, dan bisa menyebabkan kepunahan," ucapnya.
Diki mengungkapkan, peristiwa ikan mati massal tersebut akan terus terulang jika tidak ada upaya serius atau penegakan hukum bagi Industri yang membuang limbah cairnya ke sungai.
Sungai adalah rumah ikan, jika ikan-ikan tersebut mati dalam kondisi yang tidak wajar dan dengan jumlah yang banyak, Ecoton khawatir ikan-ikan itu tidak dapat hidup dan terjadi kepunahan ikan.
Ecoton pada 2019 lalu juga telah melayangkan gugatan kepada KLHK, PUPR dan Gubernur Jawa Timur di Pengadilan Negeri Surabaya atas Peristiwa Ikan mati massal di Sungai Brantas.
"Dalam putusan Perkara Nomor 08/Pdt.G/2019/PN.Sby Pengadilan mengabulkan permintaan Ecoton agar pemerintah melakukan pemulihan lingkungan hidup, tetapi para tergugat mengajukan bandjng yang hingga saat ini belum diputuskan oleh Pengadilan Tinggi Surabaya," ujar dia.
Ia menambahkan, pihaknya juga meminta masyarakat untuk waspada dan berhati-hati dalam mengonsumsi ikan mati hasil tangkapan, ikan-ikan tersebut diduga terindikasi tercemar kandungan racun dan bahan berbahaya.
Sebelumnya, fenomena ikan mati massal atau ikan mabuk kembali terjadi di Sungai Brantas. Ribuan ekor ikan mati di sungai yang mengalir di antara Kabupaten Mojokerto, Gresik, Sidorajo dan Surabaya itu.
Warga setempat pun berebut menangkap ikan-ikan tersebut untuk dikonsumsi sendiri, atau dijual kembali demi menambah penghasilan.
Habib, warga Desa Bambe Driyorejo Gresik mengatakan, ikan mulai muncul ke permukaan sungai mulai pukul 06.30 WIB. Saat itu warga sudah banyak berkumpul di lokasi.
"Saya pergi ke sungai setelah mendengar kabar dari paman saya, warga sudah banyak di lokasi," kata Habib.
Bagi Habib fenomena ikan mabuk kali ini termasuk yang paling parah dan besar dalam beberapa tahun terakhir. Sebab ikan yang ditemukan berukuran besar. Air sungai juga berbau amis, berminyak dan lengket.
"(Kontaminasi) sampai ke bawah, ikan besarnya munggut. Dan bau sungai amis seperti bau micin, aliran sungai sedikit berminyak dan lengket," ucapnya.
Advertisement