E-Batik, Aplikasi Belajar Batik Untuk Siswa Karya Mahasiswa Unesa
Batik sebagai warisan budaya Indonesia harus dilestarikan dari generasi ke generasi. Edukasi ini kembali dicanangkan lima mahasiswa PKM RSH Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Lewat kecanggihan smartphone, mereka merancang aplikasi E-Batik Nusantara.
E-Batik lahir dari tangan Aas Nafilah Ilmi dari S-1 Pendidikan IPS, Novan Ari Pradana D-4 Manajemen Informatika, Moch. Anan Charismadeyanto dari S-1 Pendidikan IPS, Maharani Syahdilla Putri W dari S-1 Desain Komunikasi Visual, dan Ama Fatmala S-1 Pendidikan IPS.
"E-Batik dirancang menggunakan metode augmented reality berbantuan combine close sebagai media pembelajaran atau sarana edukasi ragam batik tanah air. E-Batik dikembangkan berdasarkan riset dan sudah melewati tahap ujicoba dan mulai digunakan di sekolah Kota Surabaya," kata Ketua PKM RSH UNESA, Aas Nafila Ilmi.
Menurut Aas Nafila Ilmi, aplikasi ini akan membantu siswa dalam mempelajari macam, motif dan makna batik dari 34 provinsi di Indonesia.
E-Batik, papar Aas Nafila Ilmi, memiliki beberapa fitur utama, mulai dari materi, game hingga informasi seputar aplikasi dan petunjuknya. Cara kerja aplikasi itu pun cukup sederhana. Pada tampilan utama dimunculkan peta Indonesia yang jika salah satu daerah di-klik, akan muncul ikon model berbaju batik ciri khas daerah tersebut yang disertai dengan keterangan nama batik hingga filosofinya
"Visual model batik dirancang berbasis 3D sehingga bisa digerakkan, diputar atau diperbesar dengan sentuhan jari. Selain itu, juga dilengkapi dengan ‘suguhan’ 34 lagu daerah dan fitur permainan sederhana berupa tanya jawab dan tebak-tebakan seputar batik nusantara," jelasnya.
Dalam pengembangan aplikasi itu, lima mahasiswa Unesa tersebut mendapat sokongan dana PKM RSH dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemendikbud Ristek RI.
E-Batik Nusantara, kata Aas Nafila Ilmi, hadir untuk mengedukasi dan mendorong anak-anak bangsa sehingga tertarik mempelajari, memahami dan memaknai batik sebagai bagian dari warisan penting bangsa Indonesia.
Tentu harapannya, tidak sebatas memahami batik sebagai warisan dan karya seni serta budaya bangsa, tetapi lebih jauh sebagai kearifan lokal dan inspirasi dalam berkreasi dan berinovasi bagi para generasi.
“Orang luar kagum dengan batik kita, masa kita nggak bangga dan gak belajar tentang batik kita sendiri. Lama-lama batik bisa terkikis dari atensi generasi kalau tidak diperkenalkan dan diajari sejak dini,” tukasnya.
Aas Nafila Ilmi dan teman-temannya berharap, aplikasi edukasi tentang batik tersebut bisa memudahkan para guru dalam mengajar dan para siswa dalam belajar tentang batik Indonesia.
Advertisement