Dzikir Lebih Utama daripada Jihad? Begini Penjelasan Ulama
Segala amalan dan perbuatan yang diikhtiarkan untuk kejayaan Islam merupakan suatu keutamaan. Meski masing-masing ada porsi dan kebutuhannya, sesuai ruang dan waktunya.
Seorang ahli dzikir akan mengatakan, untuk dekat dan makin dengan Allah Ta'ala adalah dengan berdzikir terus menerus. Demikian pula ada orang lain yang mengatakan, justru berjihad lebih utama dari dzikir.
Benarkah demikian?
Ustadz Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pesantren Aswaja Sukolilo Surabaya memberi penjelasan awal tentang hal itu. Ustadz Ma'ruf Khozin mengungkapkan:
Ada satu hadits yang seolah menjelaskan keutamaan dzikir melebihi dari pada perang:
ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﻣﺮﻓﻮﻋﺎ ﺃﻻ ﺃﻧﺒﺌﻜﻢ ﺑﺨﻴﺮ ﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﻭﺃﺯﻛﺎﻫﺎ ﻋﻨﺪ ﻣﻠﻴﻜﻜﻢ ﻭﺃﺭﻓﻌﻬﺎ ﻓﻲ ﺩﺭﺟﺎﺗﻜﻢ، ﻭﺧﻴﺮ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ ﺇﻧﻔﺎﻕ اﻟﺬﻫﺐ ﻭاﻟﻔﻀﺔ، ﻭﺧﻴﺮ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ ﺃﻥ ﺗﻠﻘﻮا ﻋﺪﻭﻛﻢ ﻓﺘﻀﺮﺑﻮا ﺃﻋﻨﺎﻗﻬﻢ ﻭﻳﻀﺮﺑﻮا ﺃﻋﻨﺎﻗﻜﻢ؟ ﻗﺎﻟﻮا: ﺑﻠﻰ، ﻗﺎﻝ: ﺫﻛﺮ اﻟﻠﻪ
Dari Abu Darda' secara Marfu': "Ketahuilah akan kukabarkan kepada kalian amal terbaik bagi kalian, paling bersih di sisi Allah yang maha menguasai kalian, paling tinggi derajat amal kalian, lebih baik dari pada sedekah emas dan perak, juga lebih baik dari pada pertempuran dengan musuh kalian, kalian memerangi mereka dan mereka memerangi kalian". Sahabat menjawab: "Ya, wahai Rasulullah". Nabi bersabda: "Yaitu zikir kepada Allah" (HR Al-Hakim, ia menilai sahih dan disetujui oleh adz-Dzahabi).
Bagi mereka yang lebih suka perang akan membantah: "Bagaimana mungkin zikir lebih baik dari pada perang?! Padahal Allah menjamin surga dalam firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh." (At-Tawbah: 111)
Bagaimana titik temu dari dua dalil yang sepertinya kontradiksi ini? Ini yang perlu dikaji dalam kajian kitab Al-Muqtathafat.
Demikian penjelasan Ustadz Ma'ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur.