Dwi Koen, Pencipta Komik Panji Koming Wafat
Dwi Koendoro atau yang akrab disapa Dwi Koen, pencipta komik Panji Koming meninggal dunia. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis, 22 Agustus 2019, di Rumah Sakit Premier Bintaro pada pukul 03.14 WIB. Kabar ini disampaikan melalui akun Twitter Harian Kompas.
Dwi Koen atau yang bernama asli Dwi Koendoro Brotoatmodjo lahir di Banjar, Jawa Barat, 13 Mei 1941.
Dwi Koen tumbuh dan menamatkan sekolah dasarnya (Sekolah Rakyat) di Bandung, Jawa Barat. Setelah itu, pindah ke Surabaya, Jawa Timur, dan berkuliah di Yogyakarta.
Dwi Koen mengawali karirnya sebagai ahli ilustrasi komik atau kartun di Harian Kedaulatan Rakyat dan koran Minggu Pagi Yogyakarta, kurang lebih dimulai pada tahun 1958. Bakat Dwi Koen untuk menggambar ternyata turun dari keluarganya yang juga ternyata pandai menggambar, khususnya sang paman.
Dwi Koen juga sempat bekerja sebagai pembina tetap siaran anak-anak dan remaja di RRI Surabaya. Kemudian, kurang lebih pada tahun tahun 1976, Dwi Koen akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan PT Gramedia (Kompas Gramedia) dan menjadi ilustrator.
Tiga tahun kemudian, lahirlah komik Panji Koming, yang dimuat di Kompas edisi Minggu sejak 14 Oktober 1979. Selain singkatan 'Kompas Minggu', Koming juga berarti bingung atau gila. Mulai dari situlah kerier Dwi Koen mulai menanjak dan dikenal orang.
Komik Panji Koming biasanya mengangkat isu tentang segala hal yang terjadi di Indonesia. Sang karakter utama yang diceritakan adalah pemuda kelas menengah ke bawah dengan karakter lugu dan kadang ragu. Ia memiliki kekasih bernama Ni Woro Ciblin, yang cantik dan sabar.
Dalam kehidupan sehari-hari, Panji Koming memiliki kawan setia bernama Pailul. Dia digambarkan sebagai sosok yang agak konyol namun lebih terbuka dan berani bertindak. Kekasih Pailul adalah Ni Dyah Gembili, perempuan gemuk yang selalu bicara terus terang.
Tokoh protagonis lain adalah "Mbah", seorang ahli nujum yang sering ditanya mengenai masalah-masalah spiritual serta seekor anjing buduk yang dijuluki "Kirik" (anak anjing dalam bahasa Jawa).
Tokoh antagonis yang sering kali menjadi objek lelucon adalah seorang birokrat gila jabatan yang bernama Denmas Arya Kendor. Karakter Panji Koming terpilih untuk gambar perangko Indonesia (1999).
Selain Panji Koming, Dwi Koen juga menghadirkan karya lain yakni Sawung Kampret. Sawung Kampret bercertia tentang latar belakang VOC yang saat itu dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen.