Duta Putri UNUSA 2018-2019: Kuliah Jurusan IKM Itu Sangat Menantang
Salah satu kunci sukses kuliah dan selanjutnya sukses meniti karier di dunia kerja diawali dengan ketepatan dalam memilih jurusan kuliah. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan ketika akan menentukan jurusan kuliah, diantaranya memilih harus berdasarkan rasa suka. Memilih jurusan tanpa didasarkan perasaan suka berpotensi akan putus kuliah ditengah jalan.
Pertimbangan rasa suka ini yang mendasari Disa Nuraini, yang baru saja terpilih sebagai Duta Putri UNUSA 2018-2019, saat awal dulu memutuskan kuliah di Program Studi (Prodi) S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA).
Disa, sapaan akrab mahasiswi asal Jogja ini, berbagi cerita kronologi menemukan jurusan kuliah yang sesuai dengan passion-nya. Mengaku sejak kecil sangat menyukai dunia kesehatan tapi tidak menyukai hal yang berkaitan dengan suntik dan bedah. Itu hal yang menjadi kebingungannya pada saat ingin memilih jurusan kuliah.
"Apakah ada jurusan kuliah dibidang kesehatan yang tidak melakukan suntik dan bedah?" tanyanya di dalam hati.
Kemudian ia mencari informasi dan referensi tentang kuliah di bidang kesehatan yang tidak melakukan tindakan medis suntik dan bedah. Mulai dari tanya keluarga, kerabat, teman, sampai akhirnya browsing di internet. Singkat cerita ia menemukan jurusan kuliah yang menurutnya sesuai dengan passionnya, yaitu jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. "Aku browsing di internet, cari info dimana kampus yang membuka jurusan IKM yang bagus, aku nemuin ada di UNAIR" katanya sambil tersenyum.
Secara kebetulan juga memang Disa telah lama menginginkan untuk kuliah di Surabaya. Menurutnya Surabaya adalah kota yang menantang dan banyak tokoh yang lahir dan muncul dari Surabaya. "Surabaya ini kan kota yang sangat menantang, disebut kota pahlawan. Banyak tokoh yang lahir dan membawa nama besar dari kota ini. Aku ingin esok menjadi seperti mereka, makanya aku berminat kuliah di Surabaya.
Selanjutnya Disa mendaftar UNAIR tapi ternyata tanggal pendaftarannya terlambat. Dilandasi niat sejak awal ingin kuliah jurusan IKM di kota Surabaya maka ia mencari alternatif kampus selain UNAIR. Singkat cerita, ada seorang temannya yang kuliah di UNUSA dan memberi informasi adanya jurusan kuliah IKM. Gayung bersambut karena ternyata UNUSA sesuai dengan harapannya.
"Ternyata di sini ada jurusan IKM dan kata temanku UNUSA adalah salah satu kampus terbaik di Surabaya yang sangat berpengalaman di bidang kesehatan," ujarnya penuh bersemangat.
Setelah masuk kuliah di UNUSA, Disa semakin yakin IKM bisa menjadi jembatannya untuk meraih impiannya selama ini. Kultur masyarakat Surabaya yang berbeda dengan Jogja tidak jadi masalah buat Disa.
"Awal masuk kuliah aku kaget dengan orang di sini. Bayangin aja aku kan dari daerah yang kalem, iya mas, nggih mas.. tiba-tiba lihat orang surabaya yang ternyata langsung graphak. ceplas-ceplos apa adanya. Mau cewek mau cowok gaya bicaranya apa adanya, tidak ada jaimnya. Tapi justru aku seneng seperti ini," kata Disa.
Asik nggak sih kuliah di IKM?
"Kalau dibilang tidak asik, aku tidak akan bertahan kuliah lebih dari 3 tahu. Kalau tidak asik maka tidak bakal kuliah sampai sesore ini. Padahal temen-temenku udah pada pulang semua. Disini wifine kenceng mas, hehehe," katanya sambil tertawa.
Bagi Disa, jurusan IKM UNUSA ini jurusan yang paling tepat sebagai jembatan impiannya untuk bisa menolong sesama manusia melalui segi kesehatan.
"Perkuliahan di IKM itu sangat menantang. Yang kita pelajari di UNUSA itu kan banyak, seperti psikologi, hukum, teknik, dan lain-lain. Ilmu kesehatan umum, seperti kedokteran, keperawatan, kebidanan juga kita pelajari tapi dari aspek preventifnya atau lebih pada segi pencegahan penyakit. Jadi menurutku, ini bisa menjadi jembatan untuk mewujudkan impianku bisa nolong orang banyak dari segi kesehatan," katanya.
Selain itu IKM UNUSA juga menyadarkan dirinya bahwa semua bidang kehidupan manusia sesungguhnya membutuhkan tenaga kesehatan. Jadi bukan hanya terbatas dalam ruang lingkup rumah sakit. "Perkuliahan IKM itu sangat menantang. Aku juga baru sadar setelah masuk IKM UNUSA, kalau ternyata kesehatan orang itu tidak hanya di lingkup rumah sakit, tapi juga di jalan, di perusahaan, di tempat berbelanja, dan dimana saja pasti ada hubungannya dengan aspek kesehatan," katanya.
"Kebetulan aku ambil konsentrasi K3, jadi sebagai orang kesehatan harus memperhatikan orang lain dulu baru memperhatikan diri kita sendiri. IKM itu kan lebih ke pencegahan dan harus dicegah oleh orang yang seperti aku, hehehe," tambahnya.
Terpilih jadi duta kampus
Disa bercerita banyak tentang asiknya kuliah di UNUSA bagi orang yang suka dengan tantangan. Di kampus ini ada banyak kegiatan yang cukup menantang dan salah satunya ajang Duta UNUSA.
"Menjadi tertarik ikut pemilihan Duta Kampus karena sesuai passion seneng tampil di depan publik. Merupakan perwakilan dari jurusan juga sehingga merasakan tertantang,"
Duta UNUSA adalah ajang pencarian bakat mahasiswa-mahasiswi yang merasa dirinya smart dan berpenampilan menarik untuk dijadikan ikon kampus UNUSA. Dalam ajang ini dipilih 10 nominator yang akan diseleksi menjadi satu pasangan duta putra dan putri UNUSA . Disa adalah pemenang Duta Putri UNUSA 2018/2019. Sedangkan penyandang Duta Putra UNUSA adalah M. Antonio Vicasco.
Finalis sisanya akan menjadi Runner up 1 dan Runner up 2, penyandang gelar Duta Favorite, Duta Inteligent, Duta Berbakat, Duta Islami, dan Duta Persahabatan. Untuk penyandang gelar Duta Persahabatan berhasil diraih oleh mahasiswa asal Filipina yang kuliah di UNUSA.
Sebagai lanjutan dari event Putra dan Putri Kampus ini maka dibentuk paguyuban Duta UNUSA sejak 3 tahun yang lalu. Paguyuban ini mewadahi kegiatan sosial dan mendukung program promosi kampus. Termasuk diantaranya seperti Duta Berbagi, yaitu berbagi ilmu dan donasi kepada anak yatim. Duta Advokasi yaitu menjalin silaturahmi dengan kampus lain dan ikut berperan serta pada kegiatan yang ada di UNUSA seperti lustrum dies natalis kampus, pengajian akbar, dan lain lain. (adv/frs)