Dus Duk Duk Surabaya, Ubah Rombengan Kardus jadi Barang Ekspor
Kardus selama ini mungkin lebih identik sebagai pembungkus untuk membungkus barang saja. Namun, nyatanya kardus bisa memiliki nilai lebih yang bisa menghasilkan lebih banyak cuan dibanding sekadar menjadi pembungkus saja.
Dus Duk Duk mungkin menjadi pelopor pertama yang mampu mengubah kardus menjadi memiliki nilai lebih. Hal ini tak lepas dari buah pemikiran Angger Diri Wirananta yang menemukan ide tersebut karena tuntutan tugas kuliah saat duduk di Fakultas Desain Produksi Institute Teknologi 10 November (ITS) Surabaya. Saat itu ia membuat produk kursi dari kardus.
Dari itu kemudian, pada 2013 ia bersama beberapa rekannya membentuk Dus Duk Duk yang merupakan kepanjangan dari kardus untuk duduk sebagai industri kreatif di bidang desain interior, packaging, mainan anak-anak dan banyak lagi.
Tak hanya kursi saja, Angger dan rekan-rekannya terus mengembangkan produknya. Beberapa karya lain berupa meja, lalu desain interior pemanis ruangan seperti hiasan pohon dari kardus, instalasi berbentuk kepala hewan maupun tangan manusia dan masih banyak lagi.
Jangan salah, kendati hanya terbuat dari kardus saja kursi dan meja yang dibuat mampu menahan beban yang berat. Contohnya, kursi untuk satu orang bisa menahan beban sampai 180 Kg, sedangkan model sofa dapat menahan beban sampai 250 Kg.
Kemudian, meja juga bisa digunakan sesuai fungsinya untuk bekerja maupun untuk fungsi lainnya. Angger mengaku, bahwa ide penggunaan untuk mengubah mindset masyarakat tentang kardus karena selama ini hanya sebagai bahan untuk packaging saja tanpa nilai lebih yang pada akhirnya hanya dirombeng.
Sisi itu kemudian disasar Angger dan rekan-rekan yang berusaha mengubah barang rombengan tersebut menjadi barang bernilai jual tinggi. Selain itu, nilai besar lainnya adalah terkait menjaga lingkungan dengan kardus.
"Lebih khususnya lagi, secara material dia termasuk kategori material yang ramah lingkungan karena mudah untuk diurai lagi. Kemudian diolah kembali karena basicnya kertas. Secara bahan sendiri dia berasal dari limbah kertas juga jadi bisa digunakan lagi," kata Angger kepada Ngopibareng.id.
Apalagi, dalam pembuatan ini semua full dari kardus tanpa menggunakan perekat seperti lem dan sebagainya. Walau begitu, karya yang dihasilkan semua berdiri kokoh dan mampu menahan beban berat.
"Kardus kami masih order dengan spesifikasi yang sudah kami tentukan. Bedanya lebih ke tingkat kekerasannya. Kalau kardus umum dipencet pesok, kalau kardus kita ini masih ngelawan. Kardus ini bukan anti basah tapi tahan air masih bisa dilap, kecuali minyak dia ada flek," ujarnya.
Dari hasil karyanya, Dus Duk Duk sukses merambah pasar dalam dan luar negeri. Beberapa negara seperti Malaysia, Australia, Singapura beberapa kali memesan. Kemudian pernah dipesan salah satu perusahaan di Amerika Serikat untuk dipamerkan di suatu acara di Las Vegas.
Di Indonesia sendiri, produk Dus Duk Duk sudah banyak digunakan untuk dekorasi, serta interior kafe.
Kampanye Lingkungan di NgejazzRek
Kendati sudah 10 tahun berjalan, pria asli Surabaya itu mengatakan, belum banyak orang yang mengenal penggunaan kardus sebagai green movement.
"Selama 10 tahun ini kami terus mengampanyekan green movement dan zero waste. Artinya sisa bahan tidak kita buang karena masih bisa digunakan sebagai material baru atau kertas daur ulang," pungkasnya.
Karena itu, pada gelaran ini Dus Duk Duk sangat tertarik untuk bergabung. Tak sekadar karena event pertama, namun juga ingin melihat bagaimana atmosfer antara musik berkolaborasi dengan komunitas.
Dus Duk Duk juga secara khusus membuat photo booth yang unik dengan instalasi terkait lingkungan. Selain itu, masyarakat yang tertarik untuk membuat karya dari kardus dapat ikut mencoba dengan catatan membawa kardus sendiri.
Untuk diketahui, NgejazzRek! merupakan gelaran yang diinisiasi oleh Ngopibareng.id dalam memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730 di Ciputra World, Surabaya, Sabtu 27 Mei 2023.
Ajang ini menampilkan pagelaran musik jazz dengan mengundang sejumlah musisi jazz lokal, nasional bahkan internasional. Selain itu, ada pula gelaran Pasar Urban sebagai pameran dari sejumlah komunitas.
Advertisement