Durian Sugihan Lamongan Laris Diborong Pembeli sebelum Dipetik
Kesuburan tanah Desa Sugihan, Kecamatan Solokuro berbeda se-Lamongan, Jawa Timur. Apa saja tanaman ditancapkan ke tanah desa tersebut, selalu tumbuh subur dan menghasilkan buah plus cuan.
Tanaman pertanian seperti padi, jagung, dan palawija menghasilkan panen bagus. Tanaman buah yang selama ini dikenal hanya bisa hidup di dataran tinggi, di bumi Sugihan ini tenyata juga tumbuh dan produktif.
Jika sebelumnya tanaman buah kelengkeng dan rambutan yang tumbuh subur, kini durian yang lagi naik daun di desa tersebut. Buah berduri dengan rasa khas ini juga tumbuh subur dan berproduksi dengan bagus. Bahkan, durian sekarang menjadi andalan Desa Sugihan.
Total jumlah pohon durian mulai dari yang baru tanam hingga yang berusia puluhan tahun terhitung sebanyak kurang lebih 3.000 pohon. Kini, mulai musim petik. Musim panen sekitar bulan Januari hingga Maret.
Tatok, salah seorang pemilik kebun mengatakan, per satu pohon durian miliknya dapat menghasilkan buah rata-rata 20 butir. Beratnya, tiga kilogram. Pembelinya datang dari berbagai daerah. Seperti Surabaya, Bojonegoro, Babat juga Mojokerto. Harganya per kg mencapai Rp75 ribu untuk jenis montong. Sedang musang king dan duri hitam lebih tinggi harganya.
"Penjualan itu nggak sampai saya edarkan, kadang sudah pada inden lalu pembeli dengan sendiri," ujarnya.
Kepala Desa Sugihan, Husnul Sakin mengakui keunggulan durian dari desanya. Antara lain musang king, montong, bawor, dan duri hitam.
"Kita berharap support dan dukungan dari pemerintah, agar menjadikan wilayah Sugihan menjadi wisata agro," tuturnya.
Di sisi lain, Camat Solokuro, M. Machfud menjelaskan, dari sekitar 3.000 pohon durian yang ada di Desa Sugihan, pada tahun ini 300 pohon di antaranya berada pada fase siap panen.
Adapun kelebihan durian Desa Sugihan, memiliki cita rasa matang pohon yang legit. Dan, satu hal yang unik dari durian Sugihan adalah setiap buah sebagian besar sudah bertuan sesuai pesanan. Tinggal menunggu matang kemudian pemilik pohon durian akan menghubungi pemesan untuk dapat diambil.
Rasanya juga luar biasa. Karena betul-betul masak pohon. Petani durian Desa Sugihan tidak menjual duriannya kalau tidak jatuh matang langsung dari pohon. Alasannya, takut kalau belum waktunya rasanya tidak legit atau tidak manis.
"Salah satu keunikannya juga, pembeli memesan kemudian buahnya itu sudah ada nomornya, ada nama dan alamat pembeli, sehingga para pemilik durian ini begitu jatuh duriannya tinggal langsung menghubungi yang sudah pesan," terang Machfud.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bangga memiliki kebun durian di Desa Sugihan. Ia turut melakukan petik raya mengatakan, akan melaksanakan integrasi untuk terwujudnya Desa Sugihan sebagai Desa Agrowisata.
Pemkab Lamongan bahkan dijanjikan akan membantu melengkapi fasilitasi penunjang seperti penerangan dan sebagainya, jika potensi buah di Desa Sugihan sudah ditetapkan sebagai wisata desa.
"Mudah-mudahan dengan panen pada hari ini semua masyarakat di Desa Sugihan dan Kecamatan Solokuro pada umumnya, semuanya sejahtera dan perekonomiannya terus meningkat," tuturnya.
Advertisement