Dunia Kutuk Serangan Israel pada Palestina di Masjid Al Aqsa
Serangan brutal dilakukan oleh polisi Israel terhadap warga Palestina, di Masjid Al Aqsa, Jumat 15 April 2022. Sedikitnya 152 warga Palestina terluka dan sekitara 500 orang ditahan oleh Israel. Dunia mengutuk aksi Israel, dan laporan PBB menyebut adanya praktik Apartheid oleh Israel kepada warga Palestina.
Kronologi Serangan
Polisi Israel disebut dalam kondisi siaga penuh setelah terjadinya sejumlah serangan jalanan oleh warga Arab di sejumlah wilayah di Israel, selama dua minggu terakhir.
Ketegangan antara Israel dan Palestina meningkat setelah Muslim Palestina merayakan Ramadan bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi. Sedangkan Kompleks Al Aqsa di dataran tinggi Kota Tua, Yerusalem Timur, dikenal sebagai tempat suci milik Muslim dan juga Yahudi.
Bentrok kemudian terjadi di Masjid Al Aqsa, pada Jumat 15 April 2022. Polisi Israel disebut menembaki warga Palestina menggunakan peluru karet, granat keju, serta memukul demonstran menggunakan tongkat polisi, kata Bulan Sabit Merah Palestina, dikutip dari Reuters, Minggu 17 April 20922.
Akibatnya, sedikitnya 152 warga Palestina terluka dan ratusan warga Palestina ditahan oleh Israel, menurut Juru Bicara PM Israel Naftali Bennett.
Kecaman Dunia
Aksi kekerasan yang dilakukan Israel pada warga Palestina mendapat kecaman dari banyak negara di dunia. Kementerian Luar Negeri Indonesia mengutuk kekerasan yang dilakukan Israel. Lewat akun Twitter, Kemenlu menyebut tindakan kekerasan Israel terhadap warga Palestina tidak dapat dibenarkan dan harus segera dihentikan. "Apalagi dilakukan di tempat ibadah Masjid Al Aqsa di bulan suci Ramadan," cuit pernyataan dari Kemenlu.
Sementara, Presiden Palestina Mamhmoud Abbas meminta agar dunia melindungi rakyat Palestina, di tengah meningkatnya ketegangan di Tepi Barat. Abbas menyampaikan seruan itu saat rapat dengan perwakilan khusus Uni Eropa, untuk proses perdamaian di Timur Tengah, Sven Koopmans, dikutip dari tempo.co, Minggu 17 April 2022.
Kecaman juga disampaikan China. Negara itu menyampaikan keprihatinan atas penderitaan yang dialami oleh penduduk Palestina. Kementerian Luar Negeri China (MFA) meminta agar pihak terkait bisa menahan diri sehingga ketegangan tidak semakin meningkat.
Pemerintah Amerika Serikat juga menyampaikan keprihatinan atas bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks masjid Al-Aqsa Yerusalem. AS meminta semua pihak untuk menahan diri.
"Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri (dan) menghindari tindakan provokatif dan retorika," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP, dikutip dari detik.com.
Selanjutnya PM Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, turut mengecam kekerasan Israel. Dalam pernyataannya, ia meminta agar masyarakat internasional seegra memperbarui tekad mencari penyelesaian terhadap konflik Israel dan Palestina, dikutip dari Antara.
Laporan PBB Temukan Praktik Apartheid
Sementara, Utusan Khusus PBB atas Palestina melaporkan adanya praktik apartheid dalam 55 tahun pendudukan Israel terhadap Palestina.
Laporan yang dibuat oleh Micahel Lynk, pada Maret 2022 lalu, menyebut jika militer Israel melakukan kebijakan secara sengaja untuk mempertahankan "fakta atas rekayasa demografis, demi klaim kedaulatan Israel yang permanen. Sementara mengurung warga Palestina di tanah yang terpencil, terbatas, dan tidak terhubung dengan wilayah lain," dikutip dari laman resmi PBB, Minggu 17 April 2022.
Bersama dengan temuan tidak manusiawi lainnya, utusan khusus PBB itu juga menyebut jika sosok internasional sebelumnya, juga telah menyuarakan adanya praktik apartheid yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Di antaranya seperti eks Sekjen Ban Ki-Moon, Uskup Desmond Tutu, Menlu Afrika Selatan Naledi Pandor, dan eks Jaksa Agung Israel Micahel Ben-Yair.