Dunia Kehilangan Orang-Orang Saleh
Sepanjang sejarah, banyak tokoh dan pemikir yang mengkhususkan dirnya untuk bergulat dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan hidup. Bagaimana kehidupan mereka sekarang? Agaknya, inilah yang hendak ditinjau dari tokoh pesantren guna memahami kehidupan terkini, yang telah kehilangan orang-orang saleh. Benarkah demikian?
Berikut catatan KH Husein Muhammad, usai menghadiri acara Jalsah Salanah di Qadian, India, sebagai tamu. Dalam kegiatan tersebut hadir sebanyak 16 ribu peserta, dari berbagai negara (Redaksi):
Tiba-tiba saja ada teman bertanya tentang situasi kehidupan hari-hari ini di sini. Lalu tiba-tiba saja juga aku ingat aku pernah menulis buku : "Ulama-ulama Yang Menghabiskan Hari-harinya untuk Membaca, Menulis dan Menebarkan Cahaya Ilmu Pengetahuan". Salah satunya adalah Al Ma'arri.
Abu al Ala Al-Ma’arri dikenal sebagai seorang Intelektual, penyair besar yang buta mata dan seorang pemikir bebas (liberal) sekaligus berpandangan "skeptis", "Pesimis".
Salah satu puisinya mendendangkan skeptisisme nya dalam menghadapinya kehidupan :
تأملنا الزمان فما وجدنا الى طيب الحياة به سبيلا
ذر الدنيا إذا لم تحظ منها وكن فيها كثيرا او قليلا
Aku telah merenungkan kehidupan
Aku tak menemukan jalan kehidupan yang menyenangkan
Ayo tinggalkan dunia ini, jika kau tak bahagia
Terimalah ia sedikit atau banyak
Pikiran-pikirannya kritikal dan sangat tajam. Ia mengutamakan akal sebagai sumber dari kebenaran dan wahyu. Ia acap mengkritik tajam doktrin-doktrin keagamaan formalistic dan tekstual konservatif yang sering tidak masuk akal dan dinilai membodohi rakyat. Rakyat awam dininabobokan dengan janji-janji sorga dan ditakut-takuti siksa neraka.
Bukan hanya pemimpin agama. Ia juga mengkritik para pemimpin negara. Menurutnya pemerintahan di berbagai Negara dipimpin oleh otak-otak penuh hasrat duniawi. Negara dan bangsa kehilangan pemimpin keagamaan yang saleh dan jujur.
Ini semua ia tulis dalam syair-syair yang ditulisnya dalam bukunya “Ilzam Ma La Yulzam” atau lebih dikenal dengan “Luzumiyyat al-Ma’arri”.
Di antara syair/puisinya yang menarik adalah :
يكفيك حزناً ذهاب الصالحين معــاً
ونحـنُ بعدهم في الأرض قطّان
ساس الأنـــــــام شياطين مسلطــــةٌ
فــي كلّ مصرٍ من الوالين شيطان
يَسوسونَ الأمورَ بغَيرِ عَقلٍ
فينفُذُ أمرُهم، ويقالُ: ساسَهْ
Duuuh,
Kita kini kehilangan orang-orang saleh
Kita hidup bagai kapas terbang di atas tanah
Rakyat di seluruh penjuru negara
Dipimpin oleh kaum emosional
Mereka mengatur tanpa akal budi
Mereka memaksakan kebijakan publik
Konon begitulah cara mengatur.
Betapa indahnya kata-kata Socrates ini :
قال سقراط علامة السلطان الذی يدوم ملكه ان يكون الدين والعقل حيين فی قلبه ليكون فی قلوب الرعية محبوبا.
Socrates : "Tanda penguasa/pemimpin yang akan bertahan lama adalah manakala moralitas luhur/akhlak dan akalbudi selalu dijaga dengan konsisten dan berkembang dinamis, sehingga rakyat mencintainya."(Socrates).
KH Husein Muhammad saat menghadiri acara Jalsah Salanah di Qadian, India, sebagai tamu. Hadir sebanyak 16 ribu peserta, dari berbagai negara.
(02-01-2025-HM)
Advertisement