Dunia Islam Kemarin, Kini dan Esok Tanggung Jawab Siapa?
Membayangkan masa depan, tentu kita segera terbawa perhatian pada hal-hal yang lebih baik, lebih baik dan menjadi lebih baik. Tentu ini bayangan idel dan cita-cita normal setiap manusia.
Mari kita perhatikan renungan ini:
إِنَّ المسْتَقْبَل يَصْنَعُهُ القَلَم لا السِّوَاك، وَالعَمَلُ لا الاِعْتِزَال، وَالْعَقْل لاَ الدَّرْوَشَة ، وَالمنْطِق لا الرَّصَاصَ
Masa depan akan ditentukan oleh pena bukan siwak, oleh aksi bukan mengasingkan diri, oleh akal-intelektual bukan bersantai-santai dan oleh dialog bukan peluru. (Faraj Faudah)
Dunia Islam Kemarin, Kini dan Esok Menjadi Perhatian Khusus
Setiap waktu kita berharap menjadikan hari-hari kita lebih baik. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Dan hari depat tentu akan lebih baik dari hari ini, dan seterusnya. Tentu sikap kritis dan senantiasa optimistis harus kita letakkan pada tekad itu.
Tentu saja, dalam memosisikan Islam pun demikian adanya. Kita melihat masa lalu, hari ini dan esok akan lebih baik. Segala cita-cita itu menjadi bagian penting dari cita-cita pergerakan umat Islam dan kaum Muslimin di dunia.
KH Husein Muhammad mengajak kita sejenak merenung tentang ihwal "Dunia Islam Kemarin, Hari Ini dan Esok" sebagaimana kisah berikut:
Santri alumni Dar al Tauhid, yang kuliah di Al Azhar, Mesir, Abdurrozaq, suatu sore, datang ke rumah dan memberikan hadiah dua buku: "Al Ijtihad al Maqashidi", karya Dr. Jasir Audah. Aku pernah bertemu dan bersamanya dalam seminar di Istanbul, tentang "Blasphemi and Apostasi". Dan buku "Limadza Taakhara al Muslimun wa Taqaddama Ghairuhum", karya Amir Syakib Arselan.
Renungan Bersama
Secara spontan aku membuka acak saja buku ini dan membaca kalimat ini :
Amir Syakib Arselan mengatakan :
المسلم الجامد يحارب كل علم غير العلم الدينی التقليدی الذی الفه حتی انه يحارب من لا يعتد فی دينه الا بالكتاب والسنة .وينسی ان العلوم الطبيعية والرياضية والهندسة والفلك والطب والكيمياء وطبقات الارض وكل علم يفيد الاجتماع البشری هی علوم دينية ان لم تكن مباشرة فمن حيث النتيجة.
"Muslim konservatif memusuhi semua ilmu selain ilmu agama tradisional. Bahkan dia memusuhi orang yang tidak mendasarkan agamanya pada Al-Quran dan as-Sunnah. Dia lupa bahwa ilmu alam, matematika, teknik (tekonologi), astronomi, kedokteran, kimia, arkeologi dan sosiologi, adalah ilmu Islam atau bagian dari ilmu Islam.
Ilmu-ilmu ini dipelajari di Universitas Al Azhar, Kairo, di Universitas dan Jami (masjid) Umawi, di Damaskus, Siria, Universitas dan Jami' Zaitun di Tunis, Universitas dan Jami Qairawan, Maroko, di Kordoba, Baghdad, Samarkand dan lain-lain.
Ya. Islam pernah menjadi pusat Peradaban dan Ilmu Pengetahuan dunia dan menghasilkan banyak ilmuwan dan saintis yang menjadi idola masyarakat Eropa/Barat.
Aku bilang: itu masa lalu. Bagaimana realitas dunia Islam hari ini dan esok? Apakah sumbangan dunia Islam untuk kemajuan peradaban hari ini?. Apakah mungkin hari-hari indah kemarin akan muncul?
Demikian kita diajak merenung dan memikirkan akan kemajuan Islam ke depan. (20.06.21/HM)